Friday, May 11, 2012

Resensi buku "What Went Wrong"


Saya punya beberapa pengalaman berdiskusi (Baca: BERDEBAT) dengan para pendukung penerapan Shariah di bumi Indonesia. Salah satu argumen yang seringkali mereka ucapkan adalah:
"Sadarlah! Sistem demokrasi sudah bobrok, gunakan sistem Khilafah untuk menghapuskan korupsi dan mengembalikan kejayaan Islam!"

Setiap kali saya menjawab argumen ini, saya mengutip buku Bernard Lewis yang berjudul "What Went Wrong."yang pertama kali dipublikasikan tahun 2002, sesaat setelah tragedi 9/11, tapi sebetulnya penulisannya selesai sebelum tragedi tsb.Saya menyarankan para pendukung maupun penentang Khilafah untuk membaca buku ini.

Buku ini adalah dokumentasi Bernard Lewis tentang masa kejayaan, kemunduran, dan kejatuhan Islam. Lewis menulis bahwa tentara yang berada di bawah panji Islam di masa puncak kejayaannya menyerang Eropa, Afrika, India, dan Cina secara bersamaan. Jaringan perdagangannya mencapai Asia, Eropa, dan Afrika. Di bidang keilmuwan, Ottoman menerima warisan ilmu Timur Tengah, Yunani, India, dan Cina. Merekalah orang² pertama yang mengkombinasikan kertas buatan Cina dengan bilangan desimal dari India, memungkinkan perdagangan skala besar (hal 6 - 7). Begitu kuatnya Ottoman saat itu sampai² duta besar Hapsburg merasa kejatuhan Eropa cuma tertunda karena existensi dinasti Safavid Persia di Timur wilayah Ottoman (hal. 10.). Kemenangan terbesar kekuatan Eropa melawan Turki Ottoman, pertempuran Lepanto, dipandang sebelah mata oleh penasehat Sultan Selim II yang menyatakan Kilafah bisa membangun ulang armada mereka dalam sekejap, bahkan bisa memasang jangkar perak di setiap kapal barunya. (hal. 12.) 

Namun, kejayaan ini tidak abadi. Pelan² Khilafah menderita kekalahan di segala bidang. Mula² di medan perang, (Bab 1) dimana pasukan Islam Ottoman dikalahkan di Wina (1683), Buda (1686), Azov (1696), Dalmatia (1698) dst. Ketika Napoleon Bonaparte menduduki Mesir (1807), Khilafah Ottoman tak berdaya mengusir dia. Napoleon terusir dari Mesir karena serangan AL Inggris dibawah Horatio Nelson, bukan karena serangan tentara Khilafah. Hal serupa terjadi di bidang perdagangan (bab 2), bahkan di berbagai bidang kebudayaan (bab 3-7.). Puncak dari semua ini adalah runtuhnya Khilafah Ottoman setelah akhir Perang Dunia 1.

Semua kemunduran ini menimbulkan reaksi, usaha perbaikan dari para pemimpin Muslim.Usaha² mereka untuk memperbaiki kekuatan mereka, boleh dibilang berakhir dengan mengecewakan. Lebih parah lagi, kini mereka tertinggal bukan cuma dari Barat/Eropa, tapi juga dari Jepang, Korea, Taiwan, dan negara² lain.

Buku ini penting sebab buku ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh thd kejayaan kebudayaan islam. Ketika Hizbut Tahrir atau pendukung Khilafah lain menceritakan kejayaan Khilafah, mereka cuma menceritakan separuh sejarah. Kemunduran dan kejatuhan Khilafah tak bisa diselesaikan cuma dengan menyalahkan "Yahudi" atau "Barat." Pengkambinghitaman macam ini sudah berlangsung sejak jaman dulu, dengan "Orang Mongol" yang menjarah Baghdad sbg kambing hitam pertama, disusul oleh bangsa² lain. Bahkan sebelum dominasi Eropa berlangsung, Muslim Turki sudah menyalahkan orang Arab; Muslim Persia menyalahkan orang Arab, Turki, dan Mongol; dst. (hal 169 - 170.) Menjadikan Barat dan Yahudi sbg kambing hitam terbaru cuma akan meneruskan kemunduran ini, bukan menghentikannya.

Harus ditekankan, Lewis tidak pernah menyalahkan agama Islam. Dia bilang secara explisit, Islam BUKAN penyebab kemunduran masyarakat Islam, sebab bila Islam adalah penyebab kemunduran, kebudayaan Islam tidak akan pernah mendapatkan kejayaan mereka. (hal. 174.)

Sampai halaman terakhir buku ini, Lewis TIDAK memberikan solusi. Penulis pernah membaca, dalam sebuah wawancara Lewis bilang solusi masalah ini HARUS ditemukan oleh para Muslim sendiri. Dia sebagai "orang luar" cuma bertanggung jawab untuk menunjuk existensi masalah tsb, bukan memberikan solusinya. (Penulis tak bisa menemukan catatan wawancara ini, tolong beritahu penulis kalau ada yang tahu.)

Jadi, semuanya kembali ke para Muslim sendiri. Merekalah yang paling mungkin mengembalikan kejayaan mereka lagi. Namun, mendirikan kembali Khilafah TIDAK OTOMATIS menghilangkan semua masalah yang dicatat oleh Bernard Lewis dalam bukunya ini. Para pendukung Khilafah sebaiknya belajar menyelesaikan masalah ini dengan cara yang benar, bukan dengan mengkambing hitamkan Yahudi, atau Barat, atau siapapun.




2 comments:

  1. Kayaknya belum kenal sama HT. Dalam kitab-kitab HT, dijelaskan penyebab runtuhnya khilafah, tidak sekedar mengkambinghitamkan Barat (walaupun Barat sendiri adalah salah satu penyebab runtuhnya Khilafah).

    ReplyDelete