Sunday, May 20, 2012

Resensi buku "The Bottom Billion"

Ada 7 milyard manusia hidup di planet bumi ini (6 milyard saat buku ini ditulis). Sayangnya, lebih dari 1 milyard manusia hidup sbg orang miskin, di negara miskin. Apakah yang menyebabkan mereka miskin? Bagaimana mengangkat mereka dari jebakan kemiskinan? Lewat buku "The Bottom Billion," Paul Collier hendak menjawab pertanyaan² itu. Namun, perlu digaris bawahi, buku ini membahas rakyat miskin di negara miskin BUKAN rakyat miskin di Cina, India, atau Indonesia atau negara berkembang lainnya. Namun, banyak masalah negara miskin yang serupa dengan negara berkembang seperti Indonesia jadi kita masih bisa banyak belajar dari buku ini.

Buku ini serupa dengan buku "The End of Poverty" karangan Jeffrey Sachs,  "The White Man's Burden" karangan William Easterly, dan buku² karangan Dambisa Moyo. Semua orang yang suka membaca buku² tsb wajib membaca buku ini.

Buku ini boleh dibilang terbagi dalam 2 bagian. Bagian pertama membahas 4 jebakan kemiskinan. Bagian keduanya membahas "obat"² yang biasanya ditawarkan untuk mengobati kemiskinan.

Pengarang buku ini, Paul Collier, adalah profesor ekonomi dan direktur departemen kajian ekonomi Afrika di universitas Oxford. Dia juga pernah mengepalai penelitian pembangunan di Bank Dunia.


4 jebakan kemiskinan
Paul Collier menyatakan, ada 4 jebakan kemiskinan:
1) Konflik (Perang saudara, kudeta, dst)
2) Sumber Daya Alam (Minyak, emas, berlian, dll)
3) Posisi Geografis (Tidak punya pantai, dan tetangga yang memiliki pantai sama miskinnya)
4) Pemerintahan yang buruk di negara kecil (KKN, inefisensi, dst.)

Pembaca mungkin keberatan dengan jebakan nomor 2 (Sumber Daya Alam.). Betul, jebakan kedua ini bisa menjadi berkat, bisa memudahkan sebuah negara keluar dari kemiskinan. Tapi, seringkali kekayaan alam malah membuat negara pemiliknya jadi miskin. (Penulis sudah penah menulis soal ini di majalah Bhinneka, edisi 7 hal 33.). Untungnya, jebakan² ini tidak mustahil dihindari. Seandainya sudah terjebak dalam jebakan² ini, masih ada cara untuk meminimalisir akibatnya.

Instrumen untuk mengobati kemiskinan 
Collier mencatat 4 instrumen untuk mengobati kemiskinan PLUS globalisasi.
1) Globalisasi (Perdagangan, kapital, dan migrasi)
2) Bantuan ekonomi (Aid)
3) Intervensi militer
4) Hukum dan piagam
5) Kebijakan perdagangan.

Collier sebetulnya memasukkan globalisasi sbg "interlude" di antara jebakan dan instrumen kemiskinan.

Solusi jebakan konflik
Konflik sebetulnya adalah konsekuensi dari kemiskinan, ketidak adilan, dll. Jadi, pada intinya, pencegahan konflik adalah penghindaran/pengobatan jebakan² lain.

Bagaimana dengan penyelesaian konflik? Di daerah konflik dan pasca konflik, mau tak mau semua negara harus menyadari perlunya dan pentingnya intervensi militer. Intervensi kontroversial di Iraq cuma salah 1 contoh kasus intervensi militer. Intervensi militer di Bosnia berhasil mencegah genosida, intervensi di Sierra Leone berhasil mengembalikan pemerintah yang berhak, dan absennya intervensi di Rwanda malah menyebabkan genosida.

Penjelasan lebih detil soal ini ditulis Collier dalam buku berikutnya "Wars, Guns, and Votes."

Solusi dari jebakan SDA
Kunci pemecahan masalah SDA adalah hukum dan piagam internasional semacam "Extractive Industries Transparency Initiative" dan "Kimberley Process" yang menjauhkan SDA dari konflik, koruptor, dan hal² non-produktif lain. Collier menjelaskan lebih lanjut di bukunya "Plundered Planet" yang menjadi salah 1 acuan penulis untuk artikelnya di majalah Bhinneka, edisi 7 hal 33.

Solusi jebakan geografis
Kondisi geografis memang tidak bisa diubah, tapi bisa diminimalisir. Bantuan ekonomi tak bisa dihindari, sebab negara² tanpa pantai yang dikelilingi tetangga miskin biasanya benar² miskin, sampai² bantuan ekonomi tsb mutlak diperlukan untuk bertahan hidup. Bantuan ekonomi juga harus disalurkan ke tetangga² negara tsb untuk membangun infrastruktur yang menghubungkan mereka dengan laut. Di saat yang sama, harus ada jaminan keamanan external, jaminan untuk melakukan intervensi militer seandainya terjadi kudeta di negara tsb.

Solusi jebakan pemerintahan buruk
Collier terus menerus mengingatkan di buku ini, masalah utamanya bukan negara kaya vs negara miskin, melainkan koruptor vs negarawan. Perbaikan pemerintahan harus datang dari dalam negara ybs, negara² lain bisa membantu dengan memberikan bantuan TEHNIS. Collier menyadari, reformasi pemerintahan itu luar biasa sulit, tapi dia juga mencatat, ketika perbaikan di tingkat teratas dimulai. Bantuan tehnis ini juga harus dipandang sbg "bantuan darurat" bukan deretan proyek² tanpa ujung. (hal 113 - 115)

Selain bantuan tehnis, piagam dan hukum internasional juga sangat membantu. Misalnya, baru di tahun 1999 OECD (Organisasi negara² maju) sepakat menghapuskan hukum di negara² anggotanya yang menyatakan uang sogok ke pejabat di negara lain itu bebas pajak.

Komentar thd buku ini
Penulis SANGAT menikmati cara Collier menyajikan buku ini. Bukan cuma tidak membosankan, penyajiannya juga sangat mudah dimengerti. Dia juga tidak terjebak dalam 2 extrim: memberikan solusi meng-awang² atau memperkuat fatalisme. Collier juga tidak terjebak dalam dikotomi "kanan" atau "kiri" ketika menulis buku ini. Dia mengritik pihak kanan yang merasa globalisasi ekonomi adalah obat penyembuh kemiskinan per se (bab 6 tentang globalisasi). Dia juga mengritik perspektif pihak kiri yang memandang perdagangan bebas sbg pemerasan per se.(Bab 10, tentang kebijakan perdagangan).Selain hal² yg ditulis penulis di atas, masih banyak informasi yang diberikan Collier di bukunya ini. 

Namun, buku ini bukannya tanpa kekurangan. Kekurangan yang paling utama dari buku ini adalah, absennya catatan kaki atau kutipan² lain. Beliau cuma memberikan daftar riset yang menjadi sumber referensinya di akhir buku. Collier menulis buku ini untuk masyarakat umum, bukan ahli pembangunan/development, tapi absennya catatan kaki sudah pasti membuat pembaca serius, pembaca yang bergerak di bidang ini, meragukan kevalidan informasi dalam buku ini. Selain kekurangan tsb, kekurangan² lain penulis rasa tidak terlalu signifikan.

Akhir kata, buku ini bisa menjadi awal yang bagus, maupun pelengkap yang baik untuk para pembaca yang tertarik pada topik pengentasan kemiskinan secara makro.

No comments:

Post a Comment