Saya punya beberapa pengalaman berdiskusi
(Baca: BERDEBAT) dengan para pendukung penerapan Shariah di bumi
Indonesia. Salah satu argumen yang seringkali mereka ucapkan adalah:
"Sadarlah! Sistem demokrasi sudah
bobrok, gunakan sistem Khilafah untuk menghapuskan korupsi dan
mengembalikan kejayaan Islam!"
Setiap kali saya menjawab argumen ini, saya
mengutip buku Bernard Lewis yang berjudul "What Went Wrong."yang
pertama kali dipublikasikan tahun 2002, sesaat setelah tragedi 9/11,
tapi sebetulnya penulisannya selesai sebelum tragedi tsb.Saya
menyarankan para pendukung maupun penentang Khilafah untuk membaca
buku ini.
Buku ini adalah dokumentasi Bernard Lewis
tentang masa kejayaan, kemunduran, dan kejatuhan Islam. Lewis menulis
bahwa tentara yang berada di bawah panji Islam di masa puncak
kejayaannya menyerang Eropa, Afrika, India, dan Cina secara
bersamaan. Jaringan perdagangannya mencapai Asia, Eropa, dan Afrika.
Di bidang keilmuwan, Ottoman menerima warisan ilmu Timur Tengah,
Yunani, India, dan Cina. Merekalah orang² pertama yang
mengkombinasikan kertas buatan Cina dengan bilangan desimal dari
India, memungkinkan perdagangan skala besar (hal 6 - 7). Begitu
kuatnya Ottoman saat itu sampai² duta besar Hapsburg merasa
kejatuhan Eropa cuma tertunda karena existensi dinasti Safavid Persia
di Timur wilayah Ottoman (hal. 10.). Kemenangan terbesar kekuatan
Eropa melawan Turki Ottoman, pertempuran Lepanto, dipandang sebelah
mata oleh penasehat Sultan Selim II yang menyatakan Kilafah bisa
membangun ulang armada mereka dalam sekejap, bahkan bisa memasang
jangkar perak di setiap kapal barunya. (hal. 12.)
Namun, kejayaan ini tidak abadi. Pelan²
Khilafah menderita kekalahan di segala bidang. Mula² di medan
perang, (Bab 1) dimana pasukan Islam Ottoman dikalahkan di Wina
(1683), Buda (1686), Azov (1696), Dalmatia (1698) dst. Ketika
Napoleon Bonaparte menduduki Mesir (1807), Khilafah Ottoman tak
berdaya mengusir dia. Napoleon terusir dari Mesir karena serangan AL
Inggris dibawah Horatio Nelson, bukan karena serangan tentara
Khilafah. Hal serupa terjadi di bidang perdagangan (bab 2), bahkan di
berbagai bidang kebudayaan (bab 3-7.). Puncak dari semua ini adalah
runtuhnya Khilafah Ottoman setelah akhir Perang Dunia 1.
Semua kemunduran ini menimbulkan reaksi,
usaha perbaikan dari para pemimpin Muslim.Usaha² mereka untuk
memperbaiki kekuatan mereka, boleh dibilang berakhir dengan
mengecewakan. Lebih parah lagi, kini mereka tertinggal bukan cuma
dari Barat/Eropa, tapi juga dari Jepang, Korea, Taiwan, dan negara²
lain.
Buku ini penting sebab buku ini memberikan
gambaran yang lebih menyeluruh thd kejayaan kebudayaan islam. Ketika
Hizbut Tahrir atau pendukung Khilafah lain menceritakan kejayaan
Khilafah, mereka cuma menceritakan separuh sejarah. Kemunduran dan
kejatuhan Khilafah tak bisa diselesaikan cuma dengan menyalahkan
"Yahudi" atau "Barat." Pengkambinghitaman macam
ini sudah berlangsung sejak jaman dulu, dengan "Orang Mongol"
yang menjarah Baghdad sbg kambing hitam pertama, disusul oleh bangsa²
lain. Bahkan sebelum dominasi Eropa berlangsung, Muslim Turki sudah
menyalahkan orang Arab; Muslim Persia menyalahkan orang Arab, Turki,
dan Mongol; dst. (hal 169 - 170.) Menjadikan Barat dan Yahudi sbg
kambing hitam terbaru cuma akan meneruskan kemunduran ini, bukan
menghentikannya.
Harus ditekankan, Lewis tidak pernah
menyalahkan agama Islam. Dia bilang secara explisit, Islam BUKAN
penyebab kemunduran masyarakat Islam, sebab bila Islam adalah
penyebab kemunduran, kebudayaan Islam tidak akan pernah mendapatkan
kejayaan mereka. (hal. 174.)
Sampai halaman terakhir buku ini, Lewis
TIDAK memberikan solusi. Penulis pernah membaca, dalam sebuah
wawancara Lewis bilang solusi masalah ini HARUS ditemukan oleh para
Muslim sendiri. Dia sebagai "orang luar" cuma bertanggung
jawab untuk menunjuk existensi masalah tsb, bukan memberikan
solusinya. (Penulis tak bisa menemukan catatan wawancara ini, tolong
beritahu penulis kalau ada yang tahu.)
Jadi, semuanya kembali ke para Muslim
sendiri. Merekalah yang paling mungkin mengembalikan kejayaan mereka
lagi. Namun, mendirikan kembali Khilafah TIDAK OTOMATIS menghilangkan
semua masalah yang dicatat oleh Bernard Lewis dalam bukunya ini. Para
pendukung Khilafah sebaiknya belajar menyelesaikan masalah ini dengan
cara yang benar, bukan dengan mengkambing hitamkan Yahudi, atau
Barat, atau siapapun.
Betul Kang!
ReplyDeleteKayaknya belum kenal sama HT. Dalam kitab-kitab HT, dijelaskan penyebab runtuhnya khilafah, tidak sekedar mengkambinghitamkan Barat (walaupun Barat sendiri adalah salah satu penyebab runtuhnya Khilafah).
ReplyDelete