Showing posts with label Kebebasan. Show all posts
Showing posts with label Kebebasan. Show all posts

Friday, January 4, 2013

Hal² yang Ditakuti Para Extrimis


Al-Qaeda, Taliban, FPI, Westboro Baptist Church, Terry Jones, Jerry Falwell, dan para extrimis² agama lainnya sebetulnya adalah makhluk² menyedihkan. Mereka TAKUT akan banyak hal yang menggelikan. Jauh di dasar hati mereka, sebetulnya mereka cuma pengecut. Sebagai KOMPENSASI thd ketakutan mereka, mereka men-jerit² di televisi, berseru bahwa "Saya sedang menyuarakan pendapat Tuhan", "saya tak takut mati" dll. Mari kita lihat hal² apa saja sih yang mereka takuti?

(Penyebaran) Agama lain
Begitu takutnya pada agama lain, sampai² mereka mengancam setiap tempat ibadahnya.
Begitu takutnya pada agama lain, sampai² menyiarkan pembakaran kitab sucinya.
Begitu takutnya pada agama lain, semua yang pindah agama, mengglindinglah kepalanya.
Kalau mereka punya nyali, kenapa harus menggunakan ancaman kekerasan ala mafia?


Wanita ...
Begitu takutnya pada wanita, sampai² banyak wanita mereka labeli "Feminazi."
Begitu takutnya pada wanita, sampai² pakaian wanita saja mereka urusi.
Begitu takutnya pada wanita, sampai² cara wanita duduk di motor saja mereka pusingi.
Kalau mereka manusia dewasa yang bisa mengendalikan diri,
kenapa mereka takut setengah mati pada napsu birahi?


Homosexual
Begitu takutnya pada para gay, sampai² mengancam para gay.
Begitu takutnya pada para gay, sampai² melarang pernikahan gay.
Begitu takutnya pada para gay, sampai² melarang adopsi pasangan gay.


Tak puas mengucilkan, memenjarakan, dan membunuh orang² di dunia fana ...
mereka masih memberikan ancaman neraka dan siksaan selamanya!
Semuanya demi menuruti "Yang maha kuasa"??
Tuan², dan nyonya² semuanya ...
ITULAH kekuatan fanatisme agama!


Saturday, December 15, 2012

Sila Pertama, Interpretasinya, Terjemahannya

Ada 1 yang mengganggu saya soal "Pancasila" yaitu interpretasi dan terjemahan sila pertamanya: "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang menurut pengetahuan sekolah saya diinterpretasikan sebagai "Tuhan yang hanya satu," dan diterjemahkan menjadi "Believe in One God" di Bahasa Inggris, tapi coba kita perhatikan lagi ...

Pertama ... "Ketuhanan" itu TIDAK SAMA dengan "Tuhan." 
Imbuhan ke-an itu membentuk kata benda abstrak yang berdasarkan sebuah sifat, misalnya tentram -> ketentraman, aman -> keamanan, gelap -> kegelapan satu -> kesatuan dst. Bisa juga membetuk kata benda abstrak yang merupakan sifat² dari kata benda kongkrit yang menjadi kata dasarnya. Misalnya: manusia -> kemanusiaan, ke-Indonesia-an, dst.
JADI, ketuhanan itu adalah sifat² Tuhan, BUKAN Tuhan itu sendiri.

Kata "maha" sendiri tidak kontroversial, semua sepakat artinya adalah "sangat," tapi kita masih punya masalah kedua.

Kedua ... "Esa" itu BUKAN "Tunggal" BUKAN "satu"
Apa gunanya coba bilang "maha tunggal" atau "maha satu"? Satu yah satu, bukan dua, bukan tiga, bukan empat, dst. Lagipula, kalau memang mau bilang "maha satu" dalam bahasa sansekerta, yang tepat itu adalah "maha eka".
Jadi, apa dong artinya "esa" atau "maha esa"? Hmm ... ternyata ini cukup tricky ... ketika saya mencoba memasukkan kata "esa" dalam kamus atau penerjemah bahasa Sansekerta, tak ada jawabannya. Ketika saya mencoba menerjemahkannya dari bahasa Pali, saya diusulkan untuk mengubahnya menjadi "eso" lalu mendapat terjemahan "This" atau "this one" ... ok, ok, rasanya "esa" adalah salah 1 bentuk deklinasi/perubahan dari "eso," karena Pali memiliki kasus dalam tatabahasanya ...

Huh? Tunggu dulu ... kalau begitu sila pertama Pancasila itu artinya adalah ...
"Sifat² Tuhan yang sangat itu" 

... ok, ok, "This" atau "this one" bisa diartikan sbg "exist" atau "nyata" jadi kita mendapatkan:
"Sifat² Tuhan yang sangat nyata"

Huh? ... OK, saya mengerti sekarang, guru² kita PASTI tak mau PUSING mengajar pernyataan yang sangat filosofis seperti ini, jadinya mereka dengan gampang saja menyederhanakannya. Sama juga dengan para pemimpin² agama dan politikus² kita yang menganggap "ateisme itu menyalahi sila pertama Pancasila." Beliau² ini cuma "tak mau pusing" harap dimaklumi ...



Monday, December 3, 2012

Rhoma Irama Nyapres

Ketika saya mendengar Rhoma Irama berniat nyapres, saya langsung ketawa.

Ketika saya melihat wawancaranya di "Mata Najwa," saya ketawa sambil meringis. 

Ketawa karena melihat Rhoma Irama bahkan tidak sadar bahwa kacamata hitam itu BUKAN ide bagus. Mata adalah jendela hati bang Rhoma, apa yang anda sembunyikan? Kenapa jendela hati anda dicor? Apa anda tak tahu fakta fundamental bahwa wawancara seperti ini dimaksudkan untuk membuat rakyat Indonesia MEMPERCAYAI anda?

Ketawa karena melihat bang Rhoma ngelit kiri-kanan atas-bawah depan-belakang setiap kali Najwa mengajukan pertanyaan relevan yang membutuhkan pengetahuan, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Pertanyaan seperti "Apa pendapat bang Rhoma soal subsidi BBM?" atau "Apa kualifikasi bang Rhoma untuk menjadi presiden?" dll.

Meringis karena saya menyadari kebenaran kata² Einstein, tentang "2 hal yang tak terbatas," dan fakta bahwa hal ini terjadi di Indonesia.

Meringis karena beliau malah menggunakan isu etnis, dan tak sadar sudah "ditonjok" oleh Najwa yang mempertanyakan kebijaksanaan seseorang yg mengangkat isu etnis di tengah negara majemuk. 

Meringis karena beliau menyatakan "siap dikupas kehidupan pribadinya" tapi giliran ditanya soal poligami malah menjawab dengan "Itu bukan untuk konsumsi publik." Bang Rhoma, KONSISTENSI itu mahapenting bukan cuma di politik, tapi juga untuk kehidupan se-hari² loh. Ini sih terlalu parah sampai² saya yang tak pernah menyukai Rhoma Irama saja sampai merasa kasihan padanya.

Namun, semua itu gak ada apa²nya dibandingkan kabar bahwa PKB benar² serius menjadikan Rhoma Irama capres.

Alamak ... elit² PKB gak menonton interview itu yah? Bisa²nya mereka berpikir wawancara ini membuktikan bahwa Rhoma Irama qualified untuk menjadi RI-1?? Bisa²nya mereka percaya tindakan ini akan meningkatkan suara mereka? Apa mereka meremehkan rakyat Indonesia?

Sungguh sayang, Einstein tidak salah soal ini. Manusia memang punya potensi besar untuk menunjukkan ketidak terbatasan.


Friday, November 23, 2012

Resensi Buku "23 Things They Don't Tell You About Capitalism"


Saya sudah pernah menulis beberapa mitos yang dipercayai orang² kanan. Buku karangan Chang Ha-Joon ini menjelaskan BANYAK mitos mengenai ekonomi yang dipercayai orang² kanan. Berikut adalah 23 hal yang anda harus ketahui mengenai kapitalisme:

1) Tidak ada itu yang namanya pasar bebas.
2) Perusahaan sebaiknya tidak selalu dioperasikan demi kepentingan pemiliknya.
3) Kebanyakan orang di negara maju gajinya terlalu tinggi.
4) Mesin cuci itu lebih hebat pengaruhnya daripada internet.
5) Asumsikan yang terburuk dari orang lain, kau akan mendapatkan yang terburuk.
6) Stabilitas ekonomi makro tidak membuat ekonomi dunia stabil.

7) Kebijakan pro pasar bebas jarang menolong negara miskin.
8) Modal/kapital itu punya kewarganegaraan juga.
9) Kita masih hidup di era industri.
10) Standard hidup di Amerika Serikat bukan yang tertinggi di dunia.
11) Afrika tidak ditakdirkan untuk miskin.
12) Pemerintah bisa memilih pemenang.
13) "Trickle down effect" tidak bekerja.
14) Manager² di AS digaji terlalu tinggi.
15) Jiwa kewiraswastaan di negara miskin lebih tinggi daripada di negara kaya.
16) Kita tak cukup pintar untuk menyerahkan segalanya pada pasar bebas.
17) Pendidikan saja tidak cukup.
18) Apa yang baik untuk General Motors belum tentu baik untuk Amerika Serikat.
19) Kita masih hidup di era "Ekonomi terpimpin"
20) Persamaan kesempatan belum tentu adil.
21) Pemerintah yang besar membuat masyarakat lebih terbuka.
22) Pasar Finansial harus mengurangi efisiensinya.
23) Kebijakan ekonomi yang baik tidak membutuhkan ekonom.

Ini adalah buku yang baik untuk memperkenalkan ide² dasar ekonomi "non-kanan." Buku ini ideal untuk menjadi buku text "bagaimana cara mendebat ekonomi neo-liberal." Chang menjelaskan setiap point dengan detil, dengan contoh² kongkrit. 

Misalnya, ketika dia membahas #1 "Tidak ada itu yang namanya pasar bebas," dia menjelaskan bahwa semua yang kita sebut "pasar bebas" itu sebetulnya terbatas juga, masalahnya batasan²nya sudah begitu mengakar sampai² luput dari pandangan kita. Misalnya, pasar tenaga kerja kita dibatasi oleh UMUR. Semua negara maju sudah melarang "child labor," dan ekonom, politikus, dan usahawan paling kanan sekalipun takkan mengajukan argumen untuk "membebaskan pasar" dari "kekangan" batasan umur. 

Di #7, #12, #19, dan #21 Chang menunjuk bahwa kemajuan ekonomi Amerika Serikat, Jepang, Korea, Perancis, dan banyak negara lainnya bermula dari campur tangan pemerintah yang melindungi industri lokal dg subsidi, tarif, dan kredit murah. Sebaliknya, di #7 dan #11, Chang menunjuk banyak negara Afrika menjadi miskin karena mereka menggunakan kebijakan laissez-faire/neo-liberal. Hal serupa, to a lesser degree, terjadi di Amerika Latin.

Dst.

Bahasa yang digunakan buku ini juga tidak ber-belit², dan jargon² yg digunakan juga relatif mudah. Richard Feynman pernah bilang "Kamu tak bisa disebut mengerti sampai kamu bisa menjelaskannya pada seorang mahasiswa semester 1." Amin. Tidak seperti banyak buku yang ditulis untuk menunjukkan "kepintaran" penulisnya, buku ini mudah dibaca dan dimengerti. 


Buku ini amat disarankan untuk semua orang yang tertarik untuk memplajari ekonomi dan politik, baik dari spektrum kiri maupun kanan. Terutama untuk yang berada di kanan. Buku ini bisa membangunkan mereka dari mitos² mereka sendiri.

Monday, September 10, 2012

Dia BENAR-BENAR Panik!

Panik ya bang?
Dari detik.com
Saya sebelumnya sudah mengomentari kubu pembela Fauzi Bowo, "panik dan putus asa".

Ralat sedikit. Fauzi Bowo BENAR² PANIK!!

Saking paniknya sampai² dia mengancam akan mencabut KTP orang Betawi yang tak mau memilih cagub Betawi (Foke-Nara)!

Hei kumis, kamu ini bikin malu orang betawi, bikin malu lulusan Jerman, bikin malu keluarga kamu, TAHU! Dari awal pemilihan gubernur ini adalah adu kompetensi dan kejujuran, bukan masalah etnis!! Jangan lupa juga, pemilih Jakarta cerdas² dan malah antipatik thd calon yang mengusung isu SARA.

Apa kamu ini mengejek masyarakat Jakarta? Apa kamu merendahkan kecerdasan pemilih Jakarta? Mungkin tidak. Rasanya kamu cuma luar biasa panik melihat fakta lapangan lawanmu lebih populer dari kamu. Dalam kepanikanmu, kau langsung ceplas ceplos. Namanya juga orang panik, gak mikir lagi waktu ngomong. Namanya juga orang panik, jadi SENSITIF, langsung main intimidasi.

Mari kita lihat apakah masyarakat Jakarta bisa diintimidasi oleh gubernurnya yang berkumis indah ini, yang begitu bernapsu mempertahankan kursinya!

Sunday, September 9, 2012

Kebangkitan Cina

Semua sudah tahu saat ini Cina sedang bangkit. Bukan cuma di bidang ekonomi saja naga raksasa bernama Cina menggeliat, di bidang militer, politik luar negeri, dll, Cina praktis sudah menjadi superpower baru. Bukan cuma di Asia Timur saja, Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengahpun merasakan efek kebangkitan Cina ini.

Banyak pihak yang anti Barat (Baca: anti Amerika dan anti Israel) antusias menyambut kebangkitan ini. Kejutan besar, setelah 10 tahun bangkit semua orang mulai menyadari ... Barat itu tak terlalu jelek loh! Kita bisa mulai dari mana yah ... hmm ...

1) Sengketa di Laut Cina Selatan
Kepulauan Spratly, dan Paracel, diperebutkan oleh banyak negara. Salah 1nya adalah Cina dan hampir semua negara ASEAN. Apa yang Cina lakukan di pulau² tsb? Mereka menempatkan militernya, dan menunjuk pejabat² sipil untuk mengatur area itu. Cina memang secara ekonomi dan militer lebih kuat daripada negara ASEAN manapun, BAHKAN lebih kuat dari gabungan semua negara ASEAN. Namun, kejadian ini membuka mata negara² ASEAN: Hei, ternyata dominasi Amerika di daerah ini tak jelek!!

2) Sengketa Cina-Jepang
Bukan, saya tak bicara tentang sengketa pulau Diaoyu/Senkaku di tahun 2012 ini. Saya bicara tentang sengketa 2 tahun yang lalu ketika kapal² nelayan Cina memasuki perairan Jepang, bertabrakan dg kapal polisi pantai Jepang. Tentu saja Jepang menangkap nelayan² Cina itu.

Reaksi Cina adalah menghentikan pasokan rare earth mineralnya ke Jepang. Oh iya, mereka melakukan ini sambil berlagak pilon. Mereka TIDAK mengakui mereka melakukan embargo thd Jepang. Nope, mereka tak berhasil menipu siapapun.

Semua orangpun mencatat: "Diversifikasi pemasok rare earth mineral!" Catatan lainnya: "Pemerintah RRC AKAN memerasmu dengan monopoli rare earth mineralnya."

Baca artikelnya Paul Krugman untuk detilnya.

3) Myanmar
Saat ini Myanmar sedang membuka diri. Militernya mengundurkan diri dari politik, keran² kebebasan mulai dibuka. Ada apa sih? Begini intinya: junta militer Myanmar sudah eneg melihat negaranya dijadikan sapi perahan oleh RRC.

Salah satu contoh pemerasan tsb adalah bendungan Myitsone. Rakyat lokal membencinya karena bendungan tsb akan membuat rumah 10.000 orang berada di bawah air. Lingkungan sudah pasti rusak akibat pembangunan bendungan tsb. Dan yang memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh bendungan itu adalah ... RRC.

Setelah proses demokratisasi dimulai, proyek tsb langsung dihentikan oleh pemerintah pusat Myanmar.

4) Afrika
Ketika Cina mendekati Afrika, semua negara Afrika bersorak riang gembira. Ah, ini dia partner yang tidak menggurui, partner yg tidak menjajah Afrika. Dibaca: Cina tidak perduli dengan korupsi di kalangan pejabat Afrika.

Kita bisa belajar dari cara Cina mendekati Afrika, misalnya cara Cina membayar sumber daya alam Afrika adalah dengan proyek, bukan dengan uang tunai. Namun orang² Afrika sendiri sudah mengeluh. Proyek² tsb dibangun oleh perusahaan Cina, diawasi oleh perusahaan Cina, dinilai oleh perusahaan Cina, dan diaudit oleh perusahaan Cina. Hmm ... pernah dengar kata mark-up? Atau manipulasi catatan keuangan? 


Semua orang kini sudah terbangun dari mimpinya, Cina itu BUKAN negara ramah yang hendak menolong semua orang. Cina juga tak segan² mengancam, mengintimidasi, dan memeras negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan negara² lainnya. Dan sebaliknya, banyak orang kini jadi bisa menghargai dominasi Barat. Hei, kita sering cuma bisa menghargai sesuatu ketika kita mulai kehilangan hal tsb yah!


Monday, August 27, 2012

Harga Saham Facebook

Facebook adalah jaringan social-network di internet yang paling sukses saat ini. Semua orang berpikir Mark Zuckerberg adalah Bill Gates atau Steve Jobs abad 21. Dan semua mimpi itu lenyap saat ini, ketika harga saham Facebook tinggal separuhnya, semua orang bahkan mulai mempertanyakan keamanan posisi Zuckerberg sbg CEO Facebook.

Bingung kenapa ini bisa terjadi? Gini deh, coba anda jawab pertanyaan mendasar ini:

Bagaimana Facebook menghasilkan uang? Bagaimana mereka dapat untung?
Sebuah perusahaan itukan harus menciptakan laba/keuntungan/profit. Memangnya Facebook dapat uang dari mana? Sampai saat ini Facebook mendapatkan uang dari iklan, dan game ... huh?? Memangnya berapa banyak iklan yang bisa dan sudah mereka pasang? Berapa banyak iklan yang bisa mereka pasang sampai pengguna Facebook kesal dan memutuskan pindah?  Jawabannya: TERLALU SEDIKIT.

Facebook juga mencoba menghasilkan uang dg cara menjual data pribadi pemilik rekeningnya. Orang² di amerika yg sadar betul pentingnya data pribadi langsung protes, lembaga perlindungan konsumen di sana langsung melayangkan peringatan, dst. 

Di sisi lain operasional perusahaan Facebook tidak murah. Pengguna Facebook yang makin banyak berarti server yang mereka gunakan harus makin besar, biaya operasionalnya juga makin besar, dst. Yakin bisa untung?

Intinya: Facebook tak punya penghasilan yang berarti sementara pengeluarannya besar. Gak ada penghasilan, gak ada laba. Mungkin Facebook harus mengubah statusnya dari "perusahaan" menjadi "yayasan" yang mengandalkan sumbangan untuk menghidupi organisasinya.


Baca tulisan²nya John T. Reed untuk penjelasan lebih detilnya, dan, kenapa saham Amazon dan Groupon juga BUKAN investasi yang bagus:

Facebook, Groupon, Amazon

Friday, August 24, 2012

Resensi Buku: Carnage & Culture

Sejarah menunjukkan selama 300-400 tahun terakhir, negara² Barat mampu mengalahkan, menaklukkan, dan menjajah kekuatan² di Afrika, Asia, dan Amerika. Kenapa hal ini terjadi? Kenapa bukan Cina atau Ottoman atau Etiopia atau kekuatan² lain yang menguasai dunia? Sejarawan militer, Victor Davis Hanson, menjawabnya dengan buku Carnage and Culture-nya ini.


Thesis
Thesis buku ini sederhana: Negara² Barat berhasil menjadi kekuatan dominan berkat kebudayaan militer yang superior. Perhatikan: Kebudayaan atau kultur TIDAK SAMA dengan bangsa atau ras atau agama. 

Hanson menjabarkan "kebudayaan militer Barat" sebagai kebudayaan yang memiliki hal² berikut:

Kebebasan (Politis dan ekonomi), atmosfer Egaliter, Individualisme, Kemampuan menerima kritik 
Negara² lain biasanya bersifat hirarkikal, dimana raja/kaisar adalah penguasa mutlak yang tak bisa dibantah, yang berada di atas semua orang lain. Individualisme ditekan, semua protes dihukum keras. Xerxes dari Persia misalnya, memutilasi anak seorang gubernurnya ketika sang gubernur MEMOHON padanya agar sang anak tidak dibawa ke medan perang karena sang gubernur butuh sang anak untuk menjaga dan menemaninya. 

Mentalitas mencari pertempuran yang menentukan
Pada umumnya, kebudayaan² Barat lebih memilih konfrontasi langsung, dan menghindari perang gerilya. Ketika keadaan benar² genting, barulah mereka mengandalkan gerilya. Bahkan ketika mereka kalah jumlah, pihak Barat biasanya TETAP mencari pertempuran terbuka, mengadu tentara mereka dengan tentara lawan di medan perang secara frontal.

Citizen Soldier (Warganegara sbg tentara)
Tentara² kebudayaan Barat bertempur sbg warganegara, bukan sebagai budak, bukan sbg tentara bayaran yang mengharapkan uang. Ketika Roma kehilangan banyak serdadu mereka dalam pertempuran Cannae, Roma langsung menggantikan kerugian tsb dg warganegara mereka yang lain. Ketika Kartago kehilangan tentaranya, warga mereka BUKAN penggantinya, dan merekapun menghabiskan uang, energi, dan waktu lebih banyak untuk menggantikannya. Pada akhirnya Roma mengalahkan Kartago karena Roma BISA mengganti kerugiannya dengan lebih mudah, murah, dan efisien.

Titik berat pada infanteri berat
Dari hoplite Yunani, Phalanx Macedonia, dan legiuner Romawi, militer Barat menekankan diri pada infanteri berat. Bukan kavaleri (Mongolia, Arab, Hun, dll) atau infanteri ringan (Aztec, Maya, Inca.) Infanteri berat berarti tentara² tsb harus dilatih secara intensif, memiliki armor yang memadai, dan relatif flexibel. Kavaleri memang memiliki keunggulan di tanah terbuka, tapi kuda itu mahal, jadi militer berbasiskan kavaleri tak bisa menjadi militer egaliter.

Rasionalisme
Tidak semua inovasi militer adalah buatan Barat. Bubuk mesiu misalnya, adalah penemuan Cina. Namun tetap saja, Baratlah yang pertama kali menggunakan mesiu dengan intensif, efisien, dan menyeluruh. Rasionalisme Barat memungkinkan peningkatan ilmu secara sistematis, penemuan² baru, perkembangan, dan kemajuan exponensial dalam berbagai bidang, termasuk tehnologi dan organisasi militer.

Kapitalisme
Suka tak suka, tidak ada perang yang gratis. Sebuah negara tak mungkin punya militer yang kuat tanpa ekonomi yang kuat. Negara² Barat adalah penemu dan penerap kapitalisme modern. Bandingkan dengan Turki Ottoman misalnya. Di pertempuran Lepanto antara 2 kekuatan ini, admiral Ali Pasha, menantu sultan Ottoman sendiri, membawa ber-peti² koin emasnya di kapal perangnya. Dia melakukan hal itu sebab dia takut uangnya diambil pemerintah. Kalau admiral tertinggi dan menantu sultan saja memiliki ketakutan tsb, apalagi rakyat jelata? Bagaimana ekonomi bisa berfungsi dengan baik saat tidak ada kepercayaan pada pemerintah? Admiral² Barat dalam pertempuran Lepanto tidak melakukan hal itu sebab mereka percaya, harta mereka di rumah mereka takkan diambil begitu saja oleh junjungan mereka. Itulah yang membuat kekuatan² Eropa yang waktu itu wilayahnya lebih kecil, rakyatnya lebih sedikit, sumber daya alamnya lebih jarang, dll bisa sama kayanya dengan kesultanan Ottoman yang meliputi Mediteran Timur.

Disiplin
Sebelumnya, saya sudah pernah bilang seorang "warrior" BUKAN seorang "soldier." Warrior mengandalkan keberanian, soldier mengandalkan disiplin. Tentara² Barat mengalahkan Warrior² dari kekuatan lain bukan cuma karena keunggulan tehnologi semata, tapi juga keunggulan organisasi, formasi, dan pemilihan posisi yang mustahil dimiliki oleh kumpulan warrior, oleh tentara tanpa disiplin.

Jadi, intinya kebudayaan militer Barat itu berdasarkan pragmatisme yang amoral. Yup, Hanson menyatakan, cara Barat berperang itu AMORAL, militer Barat cuma perduli tentang efektivitas militer mereka, bukannya apakah cara berperang mereka sesuai dengan kitab suci. Dia juga menyatakan, agama Kristen yang pasifis sempat MENGGANGGU budaya militer ini, dan berujung pada melemahnya kekaisaran Romawi, dan dimulainya "Abad kegelapan."

Untuk mendukung argumennya, Hanson menganalisa banyak pertempuran² terpenting dalam sejarah: pertempuran Salamis, Gaugamela, Cannae, Poitiers/Tours, Tenochtitlan, Lepanto, dan Midway, serta 2 perang: perang Zulu dan perang Vietnam. Setiap pertempuran dan perang tsb menunjukkan betapa pentingnya nilai² kebudayaan militer Barat secara holistik, secara menyeluruh.

Para penggemar sejarah akan langsung sadar, tidak semua contoh yang dianalisa Hanson berujung pada kemenangan Barat. Pertempuran Cannae dan perang Vietnam berakhir dengan kekalahan pihak Barat. Di sini Hanson menekankan, kebudayaan militer Barat TIDAK menjamin kemenangan di SEMUA pertempuran dan perang. Pertempuran Cannae adalah bencana militer terbesar yang diterima republik Roma, tapi Roma berhasil mengalahkan Kartago di perang tsb karena Roma memiliki "Citizen soldier" berbeda dengan Kartago yang sepenuhnya menggunakan budak, tentara bayaran, dan tentara² dari suku lain. Untuk contoh perang Vietnam, Hanson menitik beratkan fakta bahwa Amerika Serikat TIDAK PERNAH KALAH dalam 1 pertempuranpun dalam perang Vietnam. Kekalahan di perang Vietnam adalah akibat dari kesalahan strategi yang diperbesar oleh propaganda lawan. Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan: "Kalau begitu kebebasan berpendapat juga bisa melemahkan militer?" Yup, Hanson setuju dengan hal itu SAMBIL mengingatkan, kebebasan berpendapat juga yang membuat pihak Amerika bisa mundur dari Vietnam tanpa kehilangan negaranya. Bandingkan dengan Uni Soviet yang kehilangan negaranya setelah mundur dari Afghanistan.

Mungkin anda juga menyadari, 9 hal di atas kini dimiliki oleh kebudayaan² lain. Di sini Hanson juga menekankan, kebudayaan lain boleh memiliki 1-2 hal di atas, tapi tidak pernah kesembilannya secara bersamaan. Ketika mereka berhadapan dengan Barat, perbedaan² itulah yang menentukan, yang memberikan pihak Barat keunggulan militer.

Selain itu, Hanson juga menekankan, semua hal di atas itu harus dilihat secara RELATIF, sesuai dengan masanya, dibandingkan dengan kekuatan² lain. Yunani di zaman Themistocles misalnya, walaupun mereka percaya kebebasan, faktanya mereka juga memiliki, menjual, dan membeli budak. Yunani jaman itu bisa disebut "bebas" dibandingkan dengan Persia, dimana konsep "kebebasan" sendiri tak exist, dimana gubernur sekalipun praktis adalah budaknya sang raja.


Perbandingan dengan "Guns Germs and Steel"
Buku ini sering dibandingkan dengan bukunya Jared Diamond, Guns Germs and Steel. Hanson sendiri terang² menyatakan dia TAK SETUJU dengan thesis buku Diamond tsb, yang menyatakan faktor geografis dan biologis sbg penyebab utama dominasi Barat. Namun, saya sendiri tak merasa kedua buku tsb "mutually exclusive." 

Hanson TIDAK PERNAH membahas darimana asal kebudayaan militer Barat. Dia sempat menyinggung agama Kristen yang bersifat pasifis sempat menghambat budaya militer ini, tapi selain itu dia tidak membahas asal muasal budaya militer Barat. Guns Germs and Steel bisa menjelaskan asal muasal budaya militer ini, setidaknya secara parsial.


Carnage & Culture dan Konsep Khilafah Global
Buku ini sangat berguna ketika kita membahas masalah Khilafah. Kalau Hanson benar, Khilafah TAK MUNGKIN mendominasi negara Barat.

Para penganjur Khilafah biasanya terobsesi dg "Kehormatan" sehingga mengritik sesuatu secara terbuka biasanya berakibat fatal untuk si pengritik. Artinya, mendirikan ulang Khilafah cuma MENGULANG inferioritas tsb. Akibatnya: militer dan masyarakat Khilafah tak mungkin memiliki kebebasan berpendapat. Para penganjur Khilafah juga terus menerus mengumandangkan tentara mereka adalah jihadis, bukannya citizen-soldier. Mereka juga mengekang rasionalisme dengan agama. Terakhir, mereka menolak riba yang merupakan salah 1 prinsip terdasar dalam kapitalisme. Mundurnya Ottoman dan dominasi Barat atas mereka adalah akibat hal² tsb. 

Kesultanan Ottoman mencoba menutupi kekurangan mereka dengan mengadopsi SEBAGIAN inovasi Barat. Mereka mendatangkan ahli² militer Barat, membeli senjata Barat, bahkan membuat tentara mereka mengenakan seragam seperti tentara Barat. Nope, tak cukup. Adopsi separuh² seperti ini malah membuat pihak Ottoman makin lemah: mereka jadi harus mengeluarkan banyak uang untuk semua hal ini, dan mereka gagal membangun militer ala Barat yang mandiri. Mereka tak pernah bisa mengemulasikan kekuatan militer Barat.

Hal serupa terjadi pada Jepang. Negara matahari terbit ini lebih berhasil mengadopsi militer Barat. Mereka bahkan berhasil mengembangkan industri militer yang membangun mesin² perang berkualitas tinggi. Torpedo, kapal terbang, kapal perang, taktik pertempuran laut malam mereka semuanya JAUH lebih baik daripada pihak Amerika Serikat. Namun, begitu Amerika Serikat mencurahkan waktu, tenaga, dan uangnya ke industri militernya, dengan cepat mereka kehilangan keunggulan² tsb. Kapal terbang Zero mereka dg mudah ditembak jatuh Hellcat dan Corsair. Taktik pertempuran laut malam Amerika membaik, dan mereka memiliki radar yang jauh lebih canggih. Kapal perang Amerika juga memiliki sistem damage control, dan pemadam api yang jauh lebih canggih. Inisiatif² pribadi dari opsir² Amerika Serikat berbuah pada inovasi taktik, pemecahan kode Jepang, dll. Intinya: kebebasan, dan kemampuan menerima kritik itu fundamental dalam menciptakan militer yang superior.

Khalifah tak memiliki hal² ini. Kita sudah melihat hal serupa sedang terjadi di Timur Tengah. Militer Israel yang de facto adalah militer Barat mengalahkan militer² negara Arab, HAMAS, FATAH, Hezbollah, dll. Negara² Arab tsb mencoba membeli senjata² canggih dari Rusia, Cina, bahkan negara² Barat, tapi mereka tetap tak bisa mengalahkan Israel. Dominasi Israel di medan perang begitu nyatanya, sampai² negara² arab sekarang menolak menyerang Israel dalam perang terbuka. 

Mari kita berpikir lebih jauh lagi: SEANDAINYA negara² non-Barat mengadopsi budaya militer Barat secara holistik, apakah mereka tetap mau berperang dengan kekuatan² Barat? Pertanyaan yang lebih fundamental lagi yang tidak ditanyakan Hanson secara langsung adalah: Apakah mereka masih bisa dibedakan dari Barat secara kultural? Reformasi militer non-Barat menjadi militer Barat secara holistik berarti reformasi budaya secara keseluruhan. Nope, para penganjur Khilafah takkan mengijinkannya.


Kesimpulan akhir: 
Buku ini amat disarankan untuk orang² yang tertarik memplajari sejarah, terutama sejarah militer, sejarah kultur, dan sejarah perbandingan.


Saturday, August 18, 2012

Mereka Panik ... dan Putus Asa!

Pilkada Jakarta putaran kedua sudah dekat. 

Jakarta bukannya tenang, malah tambah kacau.

Dan ada 1 yang paling kacau, video youtube yang mengancam semua warga Jakarta keturunan Cina untuk menghanguskan suaranya.

Komentar saya: panik nih yeee!!
Putus asa kampanye SARA-nya gak mempan?
Putus asa calonnya ketinggalan terus di semua survei?
Putus asa pasangan Jokowi-Ahok gak bisa dikejar?
Segitu putus asanya sampai² kini mengancam dengan terang²an?

Pesan saya buat yang buat video ini:
TERIMA KASIH sudah jujur, menunjukkan anda cuma perduli pada sentimen rasial, bukannya memperhatikan kompetensi dan kejujuran!
TERIMA KASIH sudah meyakinkan semua orang yang cinta Indonesia, cinta Jakarta, dan cinta persatuan-kesatuan bahwa para rasis seperti kalian terang² mendukung salah 1 calon gubernur!
TERIMA KASIH sudah meyakinkan semua warga keturunan Cina untuk berpartisipasi dalam pilkada kali ini!

Sekali lagi, TERIMA KASIH BANYAK! 

Sunday, August 12, 2012

Ceramah SARA Rhoma Irama

Rhoma Irama tersandung masalah karena mem-bawa² politik dalam ceramah tarawih. 

OK ... ini sih biasa. Gak kaget saya, haji yang satu inikan memang selalu SOK alim, SOK beragama. 

Yang membuat saya heran adalah, sekarang dia mengancam orang yang merekam dan menyebarkan ceramahnya itu. 

Wow ...

Gak tahu malu banget.

Sebarin ah ceramahnya: 


Wednesday, August 1, 2012

Rohingya, Muslim, dan Aung San Suu Kyi

Bentrokan antar etnis/antar agama pecah antara etnis Rohingnya yang mayoritas Muslim dan orang² Burma yang mayoritas Buddhist. Rumor² bersliweran di jagad maya, termasuk foto² bohong/hoax. Ada banyak hal yang bisa dikomentari di sini:

1) Informasi dari daerah konflik tsb terlalu minim
Diambil dari wikipedia
Ini disebabkan oleh ketatnya pemerintah Myanmar mengontrol akses ke area konflik. Terjadilah apa yang Mark Humphrys sebut "Paradox of the Fisks", negara yang paling dikritik bukanlah negara yang paling sadis, tapinya negara yang paling bebas. Ini sebabnya kita bisa dengan mudah mengritik Amerika Serikat dan Israel: mereka menyediakan akses bagi semua orang untuk mendapatkan informasi. 
Absennya informasi ini membuat tidak ada analisa yang bisa dilakukan thd "bencana" ini. Sekali lagi, kediktatoran membantu kekejaman, membantu penutupan kesalahan, sementara demokrasi dan keterbukaan membantu kontrol, pengawasan, dan keadilan. Sekali lagi, demokrasi di Myanmar bisa mempermudah masalah ini. Dimana para Muslim ketika Amerika Serikat dan banyak pihak lain memperjuangkan demokrasi di Myanmar?

2) Berbeda dengan saat Amerika Serikat menyerang Iraq, kali ini tak ada Muslim yang menyatakan "Kedaulatan Nasional Myanmar harus dijaga! Jangan campuri urusan Myanmar!"
Dengan kata lain, Amerika Serikat itu seperi polisi, sementara para Muslim itu seperti hippies. Para hippies selalu memaki polisi ... kecuali ketika ada perampok menodong mereka ... kecuali ketika rumah mereka dibobol maling ... kecuali ketika anak mereka diculik, dst. 
Oh iya, saya sependapat dengan para Muslim soal Myanmar ini, kalau memang terjadi kejahatan thd kemanusiaan, orang² Rohingya HARUS dibela. Saya sudah bilang sebelumnya, kedaulatan nasional itu OVERRATED! Masalahnya sekarang, balik ke point 1, tak ada yang tahu apa yang terjadi di sana. Intervensi harus dilakukan dengan bijak, dengan informasi yang memadai, bukan dengan emosi semata.

3) Di saat yang sama, Aung San Suu Kyi bisu 1000 bahasa ...
Yang ini juga harus ditunjuk. Berbeda dengan orang² luar, Suu Kyi seharusnya memiliki informasi tentang konflik ini. Namun dia diam. 
Seandainya Suu Kyi sama butanya dengan kita tentang ini, dia tidak mengatakannya. Seandainya dia memang tak punya informasi, setidaknya dia punya tanggung jawab moral untuk memberitahu tentang betapa sulitnya mendapatkan informasi tentang ini DAN meminta orang² Muslim untuk tidak bertindak gegabah, bukannya mingkem, diam 1000 bahasa.
Karena aksi diam ini, banyak orang jadi menebak Suu Kyi sebetulnya pro pembantaian, sehingga dia mingkem demi "political correctness". Saya tak habis pikir kenapa dia diam. Suu Kyi memiliki tanggung jawab moral untuk BICARA. Dia seharusnya menenangkan semua pihak, bukannya bisu 1000 bahasa seperti sekarang.

4) Oh iya, Bangladesh yang Muslim juga menolak membantu warga Rohingya loh!
Bukan saya yang bilang begitu tapi PM Bangladesh sendiri, yang bilang juga Myanmar berhak memperlakukan Rohingya semau mereka:

Jadi, masalah ini bukan masalah Islam vs Buddha. Ini adalah masalah kemanusiaan, yang DIPERSULIT oleh kediktatoran Myanmar, dan pemerintah Bangladesh.

Tuesday, July 31, 2012

Perang Barbary

Perang Barbary adalah perang bersejarah, sebab dalam perang inilah untuk pertama kali marinir Amerika menjejakkan kaki di negara orang lain. Perang ini tak pernah disinggung dalam pelajaran sejarah Indonesia, sebab, mengutip kata-kata para pejabat Republik Mimpi, hal ini adalah hal yang seen-sii-tiif!! Kenapa sensitif? Mari kita simak ...

Sebelum Perang
Afrika utara, abad 17, Laut Tengah. Perompak di.mana-mana, dan perompak ini sangat ditakuti, sebab mereka bukan cuma merampok, tapi juga memperbudak semua non-Muslim yang jatuh ke tangan mereka. Mereka juga ditakuti karena mereka dipasok dan dilindungi oleh para Dey (Sebutan untuk penguasa di daerah Aljazair, Tunisa, dan Libya.). Kerajaan inggris dan perancis saja terpaksa membayar “Uang keamanan” agar kapal-kapal mereka tak diganggu. 

Kapal-kapal Amerika semula tak diganggu, sebab mereka adalah koloni inggris, dan saat perang kemerdekaan dimulai, mereka dianggap sebagai kapal-kapal perancis. Namun, saat tenang berubah saat mereka merdeka. Kini, mereka harus melindungi kapal mereka sendiri, sebab sesuai keinginan mereka, kini mereka bukan bagian dari negara eropa manapun. 

Maka, pihak amerikapun mengikuti teladan pelindung mereka sebelumnya: membayar uang keamanan. Thomas Jefferson yang saat itu menjadi dubes AS untuk Perancis tak setuju. Menurut Jefferson, pembayaran uang keamanan cuma akan mendorong aksi pemerasan lebih lanjut.  

Tahun 1786, Jefferson dan John Adams memutuskan berunding dengan duta besar Libya di London. Mengenai alasan perompakan, inilah yang dilaporkan Jefferson pada kongres (Diambil dari Wikipedia.org):

The ambassador answered us that [the right] was founded on the Laws of the Prophet (Mohammed), that it was written in their Koran, that all nations who should not have answered their authority were sinners, that it was their right and duty to make war upon them wherever they could be found, and to make slaves of all they could take as prisoners, and that every Mussulman (or Muslim) who should be slain in battle was sure to go to heaven.

Jefferson yang sudah panas sebetulnya sudah gatal untuk berperang, tapi John Adams mengingatkan dia bahwa Amerika Serikat saat itu tak memiliki Angkatan Laut yang memadai. Maka, Jeffersonpun memutuskan untuk menahan diri saat itu. Apa yang ditakutkan Jefferson menjadi kenyataan, para Dey terus menerus meningkatkan uang keamanan tsb, sampai² di tahun 1800, seperlima pemasukan negara AS digunakan untuk membayarnya. Kongres Amerika Serikatpun membangun AL untuk persiapan perang.

Perang Barbary
Begitu Jefferson akhirnya menjadi presiden AS di tahun 1801, beliau mengirim armada tempur dan marinir AS ke laut Tengah tahun itu juga. Pengiriman tsb terjadi setelah Yussif Karamanli dari Tripoli kembali meminta “uang keamanan”. Tahun 1805, Yussif menyerah setelah para marinir Amerika mulai merangsek ke Tripoli, dan mau meneken perjanjian damai dengan pemerintah AS. Dia bahkan menerima sejumlah uang yang merupakan “Uang Tebusan” atas pelaut Amerika yang dia tangkap. 

Namun, permasalahan belum selesai. Tahun 1807, perompakan dan perbudakan atas kapal Amerika kembali terjadi. Pihak Amerika saat itu berada dalam posisi tak baik. Hubungan dengan inggris dan perancis memburuk, dan perang melawan inggris di depan mata. Tahun 1812, terjadilah perang melawan inggris. Konsul amerika untuk Dey Aljazair diusir, dan pernyataan perang dikeluarkan oleh sang Dey.

Tahun 1815, perang melawan Inggris berakhir, armada tempur kembali dikirim. Setelah menangkap kapal bendera Aljazair, armada tersebut mengarahkan moncong meriamnya ke Algier, memaksa Dey Aljazair menyerah, mengembalikan semua tawanan, mengganti kerugian materiil Amerika, dan meneken perjanjian yang memastikan tak ada lagi perompakan. Namun, begitu armada amerika berangkat ke Tunisia untuk melakukan hal yang sama, sang Dey mengingkari perjanjian itu. Tahun depannya, armada gabungan dari inggris dan Belanda, yang memutuskan untuk tidak membayar “uang keamanan,” membombardir Algier, memaksa Dey Aljazair meneken ulang perjanjian dengan amerika dan negara-negara lain, mengakhiri secara de facto ancaman para perompak di Laut Tengah. 

Beberapa hal yang menarik dalam perang ini:
  1. Pernyataan dubes Tripoli pada Jefferson, yang menyatakan memperbudak penganut agama lain adalah perintah agama. Saya akan menghargai tanggapan dari saudara-saudara muslim yang menyangkal maupun mendukung, maupun menunjukkan letak pasti ayat Qur'an yang dimaksud sang duta besar.
  2. Adalah menarik, biarpun Amerika tak mau rakyatnya diperbudak, mereka sendiri terus memraktekkan perbudakan sampai puluhan tahun kemudian. Artinya, standard ganda amerika dan kefanatikan Libya sudah berbenturan sejak 200 tahun yang lalu.
  3. Pihak Amerika, setidaknya menurut Wikipedia, tak menggunakan agama sebagai dasar untuk memerangi para perompak ini, biarpun para perompak merasa ini adalah perang agama. Untuk hal ini, saya pribadi angkat topi buat para politikus Amerika. Sebuah perang selalu menjadi lebih kejam begitu sudah menjadi perang agama.
Jadi, sekali lagi, intervensi Amerika Serikat di luar negeri bisa berakibat positif. Dalam hal ini, intervensi Amerika Serikat praktis mengakhiri perbudakan dan pembajakan di laut Mediteran dan Atlantik.



Thursday, July 12, 2012

Amerika, HAM, dan RRC

Sebelumnya saya sudah bilang, demokrasi bukan panacea semua masalah tapi absennya demokrasi hampir pasti membunuh kemajuan. Demokrasi adalah sine qua non kemajuan.

Lalu, saya membaca sebuah berita dari detik.com tentang RRC tak senang mendengarkan pernyataan Hillary Clinton soal demokrasi. Lagu lama. Biar saya terjemahkan beberapa hal dari artikel tsb.

Ditulis:
"Siapa yang memberi Amerika hak untuk secara arogan mengkritik status demokrasi di Asia?"

"Amerika bukan hakim soal HAM untuk dunia dan Asia. Tak ada sistem umum yang cocok untuk semua negara,"

Dibaca:
"Hei, biarkan kami membungkam semua kritik di negara kami! Biarkan kami menindas rakyat kami! Kamu orang luar tak punya hak untuk mengritik kami!"

Dan makin lucunya artikel itu ditutup dengan:
"Benar bahwa memberantas ekspresi politik atau mempertahankan kontrol ketat atas apa yang dibaca orang atau dikatakan atau dilihat orang bisa menciptakan ilusi keamanan. Namun ilusi akan pudar, karena kerinduan orang untuk kebebasan tidak akan pudar," kata Hillary beberapa hari lalu.
Saat itu Hillary memang tidak menyebut nama China, namun menurut People's Daily, komentar tersebut jelas-jelas ditujukan ke para pemimpin China."

Komentar saya:
BERASA NIH YEEE!!

Gini deh para pemimpin RRC ... siapa yang memberikan kalian hak secara arogan untuk mengontrol segenap birokrasi, hukum, dan rakyat kalian? Siapa yang memberikan kalian status "Kebal kritik"? Hmm? Jawaban paling pro pemerintah RRC yang bisa saya pikirkan, yang tidak melibatkan ngarang² adalah "Rakyat Cina di akhir 1940an." Itu 60 tahunan yang lalu. 2-3 generasi yang lalu. Basi banget. Di sekolah, seorang siswa diuji setiap tahunnya apakah dia pantas naik kelas atau tidak. Di perusahaan, seorang karyawan terus menerus di evaluasi oleh bosnya. Terus, di RRC ini ada sebuah partai politik yang menguasai semua lapisan birokrasinya selama 60 tahun lebih tanpa di evaluasi oleh pihak lain dan mereka bicara soal arogansi?

Amerika tidak sempurna. Amerika juga sering memberlakukan standard ganda, kemunafikan, kesalahan, dll. Namun, bukan berarti omongan menteri luar negerinya bisa langsung diasumsikan "arogan" atau salah.

Apa? Masih menganggap Amerika arogan karena mereka "mencampuri urusan negara lain" karena mereka "meng-injak² kedaulatan nasional"?? News flash: kedaulatan nasional itu OVERRATED.



Thursday, July 5, 2012

Hukuman Mati

Salah 1 hal kontroversial adalah mengenai perlu tidaknya hukuman mati.

Biar saya tegaskan posisi saya di awal argumentasi ini: saya SETUJU hukuman mati cuma untuk BEBERAPA kejahatan: genosida, pembunuhan massal, terorisme, pembunuhan berantai, dan kediktatoran keji. Menurut saya, argumen anti-hukuman mati tak valid untuk kejahatan² tsb. Berikut ulasannya:

1) Argumen "Kita tak bisa menghukum mati karena kalau salah vonis, kita tak bisa membetulkannya!" itu nonsense.
Risiko ini tak membuat kita menghapuskan militer, padahal vonis perlunya perang atau tidak sering salah, dan korbannya ribuan. Risiko ini juga tak membuat kita berhenti mempersenjatai polisi. Padahal vonis yang dijatuhkan polisi apakah dia harus menembak atau tidak, cuma diambil dia sendiri, dengan informasi yang terbatas, dan "under pressure."

2) Untuk para kriminal dengan pengikut: kalau mereka masih punya pengikut di luar, selama mereka masih hidup dan ditahan oleh pihak berwajib, pengikut mereka bisa melakukan penyanderaan.
Saya sih takkan mau membayar uang tebusan. Itu cuma akan mendorong orang² melakukan penyanderaan. Namun di dunia nyata tak semudah itukan? Ada pertimbangan politis. Ada desakan² dari berbagai pihak untuk membayar tebusan, dst. Bisa jadi proses penyanderaan itu kacau dan akhirnya sanderanya terbunuh. Bisa jadi pemerintah akhirnya melembek dan melepaskan si kriminal. Lihat point berikutnya. Hukum mati haram jadah itu, habis perkarakan?

3) Kalau para kriminal tsb berhasil melarikan diri dari penjara, mereka akan membunuh lagi.
Hei para penentang hukuman mati, kalau para haram jadah itu lepas dan membunuh lagi anda mau tanggung jawab?


Namun untuk kasus korupsi, argumen salah vonis benar² serius. Memfitnah orang melakukan korupsi JAUH LEBIH MUDAH daripada memfitnah orang melakukan genosida atau pembunuhan massal atau kediktatoran keji. Di saat yang sama, argumen #2 &#3 itu irelevan untuk para koruptor. Yang paling utama dalam menghukum koruptor adalah memastikan semua uang yang dia curi dari negara dikembalikan. "Hukuman mati buat koruptor" baru bisa menjadi pilihan sahih kalau sistem peradilan Indonesia tak korup lagi.


Saturday, June 30, 2012

Utopia

English:
I have some ideas how an ideal country worked. Hopefully, these utopian ideas aren't a "castle in the air." An ideal country for me is a country ...

Friday, June 29, 2012

Marijuana, Cannabis, Ganja

Sumber dan Keterangan lebih lanjut: wikipedia
English:
I am baffled, why governments prohibited cannabis? Because it cause harm to the people? Seriously?

Check the chart on the right. Cannabis is less addictive than alcohol or tobacco. The physical harm of cannabis is also less in comparison with those 2. And I didn't even compare it with cocaine or heroine. Heck, even when we compare soda and cannabis, cannabis is still the less harmful one!

So? Why you could buy Marlboro, or even Jack Daniels, in a 7-11 next door while cannabis seller are threatened with jail? Why cola is an ordinary drink while cannabis is illegal? And this happens not only in Indonesia, but in most part of the world.

Hmm ... my guess the reason behind this is similar for the reason behind the campaign against condom: our society is still obsessed with masochism! We still think that somehow worldly pleasure is something that we have to avoid, that misery is part of spiritualism, that suffering is sign of civilization, yadda yadda yadda. This is not about "protecting the young," this is about "making sure that young people do exactly as I said!" it's about control, about power, about making sure nobody could enjoy worldly pleasure freely. What else differentiate cannabis with tobacco and alcohol?

Yup, this is a sad fact: even developed countries still has this masochism as their basis for regulation.

Here is a suggestion for any government, especially American: legalize cannabis. Tax it heavily like you taxed tobaccos. This will partially end "The war on drugs," saving millions, if not billions of dollars, while creating new source of income. I heard you have this "Deficit problem," so why don't you make sure every single stoner pay you some money?

Any harm caused by cannabis is similar to any harm caused by alcohol, e.g: drunk driving, and a stoner is less likely to do many brutal things that a drunk could do, e.g.: physical attack, rape, etc. So, instead of prohibiting cannabis, it is better to e.g. prohibiting "going high" behind the steering wheel. Just like how to minimize the harm caused by alcohol, not by prohibition, but by creating a law that no drunkard may drive.

So, what are you waiting for America? Start legalizing marijuana and reaped the benefit!


Bahasa Indonesia:
Saya tak habis pikir, kenapa sih yang namanya ganja dilarang? Karena merugikan masyarakat? Apa betul?

Coba perhatikan grafik di pojok kanan atas. Lihat baik². Ganja/Cannabis itu memiliki kemampuan menyebabkan kecanduan LEBIH RENDAH daripada alkohol atau tembakau. Efek buruknya pada tubuhpun LEBIH RENDAH daripada alkohol dan tembakau. Apalagi dibandingkan dengan kokain dan heroin. Hei, bahkan ada yang membandingkan soda dengan ganja! Kejutan, soda ternyata lebih merusak!

Terus? Kenapa warung disebelah rumah saya bisa menjual rokok tapi semua penjual ganja langsung dibui? Kenapa cola dianggap minuman wajar sementara ganja dicap barang haram? Gilanya lagi, ini bukan cuma terjadi di Indonesia saja, tapi di sebagian besar dunia! Kenapa sih semua orang terobsesi melarang zat yang lebih ringan daripada alkohol atau tembakau sih?

Hmm ... tebakan saya ini kembali lagi ke argumen saya tentang kondom, yaitu masyarakat kita terobsesi pada masokisme! Yup. Ini dia yang membedakan ganja dengan nikotin dan alkohol, "kenikmatan" yang diciptakan ganja jauh lebih kuat.

Yup, pemerintah² negara majupun masih terobsesi pada masokisme, pada ide bahwa menjauhi kesenangan otomatis adalah kebajikan. Menyedihkan. Sangat menyedihkan.

Saran buat pemerintah: legalisasi ganja. Tarik pajak dari semua penjualan ganja, sama seperti pemerintah menarik pajak/cukai tembakau dan alkohol. Katanya pemerintah sedang butuh uangkan?

Semua mudarat ganja, serupa dengan mudarat alkohol. Mengemudi dengan mabuk misalnya. Dan seorang yang sedang "high" akibat menghisap ganja malah tidak seberbahaya seorang pemabuk. Misalnya, seorang pemabuk bisa jadi agresif, sementara seorang "stoner" tidak akan agresif. Artinya, daripada melarang ganja, mudarat ganja bisa kita hapuskan dengan melarang "high" di tempat dan waktu tertentu, misalnya ketika mengemudi. Sama seperti langkah negara² Barat mengurangi mudarat alkohol dengan melarang pemabuk mengemudi.

Jadi, tunggu apa lagi? Saatnya kita melegalisasi ganja dan tarik manfaatnya!

Thursday, June 28, 2012

Sunat di Jerman

Pengadilan Köln/Cologne Jerman memutuskan bahwa sunat untuk anak² adalah ilegal. Mereka menyatakan, hak untuk integritas tubuh adalah fundamental, melebihi hak agama atau budaya.

BAGUS!

Ini adalah langkah pertama untuk memperkuat individualisme.

Coba deh dengarkan frase² ini:
Anak neo-liberal, anak komunis, anak sosialis, anak konservatif, anak libertarian, dst.

Tolol kan? Tentu saja tolol, namanya anak kecil mereka tahu apa soal ideologi² atau filsafat² tsb? Kalau frase² tadi tolol, kenapa frase² berikut terdengar normal:
Anak Kristen, anak Muslim, anak Buddhis, anak Hindu, dst.

Jawaban: karena agama membuat orang merasa punya hak melakukan hal² irasional dan imoral. Sungguh. Agama serupa dengan ideologi sebab keduanya adalah 1 set cara berpikir, cara memandang dunia, cara menentukan benar dan salah. Biar si anak belajar tentang agama² yang ada di dunia biar dia memutuskan sendiri agama mana yang cocok dengannya. Menjejali dia dengan ajaran 1 agama ketika dia belum bisa berpikir adalah CUCI OTAK. Plain and simple.

Tapi ini pasti baru dimulai. Pasti banyak yang murka. Berani²nya pengadilan Jerman mengganggu proses cuci otak anak kami, dan melarang memutilasi kemaluan mereka! Hei bung, tidak ada yang melarang sunat kalau sang anak sudah besar. Kalau mereka sendiri memutuskan untuk melakukan sunat, silahkan saja. Lagi² ini sebetulnya bukan masalah sunat per se, tapi ini adalah masalah "Saya mau negara mengakui hak saya memaksa anak saya memutilasi kejantanan mereka!!" Yup, lagi² ini soal kontrol.

Banyak yang ber-tanya² kenapa Barat bisa lebih maju, bisa menciptakan hal² baru sementara kebudayaan² lain cuma bisa mengekor. Ini salah 1 sebabnya. Kebudayaan Barat mengakui pentingnya perbedaan individu dan hak individu untuk berbeda. Kebanyakan budaya lain benar² tak suka "individualisme" ini dan memangkas semua individu yang berbeda dari "adat istiadat." Dengan cara berpikir "anti individualis" macam ini, mana bisa individu² mengembangkan keunikan² mereka. Keunikan² inilah yang menjadi sumber penemuan² baru di dunia Barat.

Oh ya, jangan salahin orang² Yahudi soal ini yah. Mereka sama gilanya dengan kalian soal ini. Mereka juga ngotot hendak menyunat anak² mereka.

Wednesday, June 27, 2012

Sex Bebas, Kondom, dan Masokisme

Salah 1 kontroversi terkini adalah soal kampanye kondom oleh kementerian kesehatan. Banyak yang kontra, tak setuju dengan hal ini. Mereka benar soal 1 hal. Mereka benar bahwa ini bukan cuma soal kondom, ini adalah soal "sex bebas." Namun mereka meneruskannya dengan bilang ini adalah soal "moral bangsa" soal "mencegah kebejatan" bla bla bla. 

Bukan. Ini bukan soal itu. Ini soal beberapa glintir control-freak berusaha meng-atur² urusan sex orang lain.

Tuesday, June 19, 2012

Separatisme di Papua

From Wikipedia
Beberapa orang menuntut kebebasan. Bagus. Saya bisa mengerti, kebebasan adalah salah 1 esensi terdasar seorang manusia. Kebebasan juga sangat diperlukan untuk mekanisme saling mengoreksi. Saya dukung penuh.

Namun, beberapa orang menuntut "Kemerdekaan." Saya taruh di dalam tanda kutip sebab kemerdekaan ini adalah kemerdekaan politis, mendirikan negara baru. Khusus untuk  Indonesia, teriakan meminta kemerdekaan paling banyak disuarakan dari daerah paling Timurnya, Papua.

Maaf, saya tak bisa mendukungnya. Argumen bahwa kemerdekaan politis Papua itu adalah ide buruk terlalu kuat. Berikut adalah alasan²nya ...

1) Kemerdekaan meningkatkan risiko konflik
Paul Collier & Anke Hoeffler sudah melakukan penelitian kuantitatif tentang risiko konflik. Hasil penelitian mereka jelas: makin kecil sebuah negara, makin besar risiko konfliknya. Oh iya, risiko konflik juga meningkat ketika daerah tsb memiliki kekayaan alam. Jadi, kita bisa mengasumsikan seandainya Papua merdeka, daerah tsb akan mengalami konflik yang lebih parah daripada konflik yang ada saat ini. 

2) Kemerdekaan BUKAN JAMINAN penghapusan korupsi
Terlalu sering para "pejuang" separatisme menggunakan korupsi pemerintah saat ini untuk mengobarkan kebencian. Lihat saja ke negara² baru yang ada di seluruh dunia. Banyak di antara mereka terjebak dalam pemerintahan korup SETELAH mereka merdeka. Zimbabwe adalah contoh terextrimnya. Mau jadi Zimbabwe?

Kalau anda berpikir "Biar melarat asal merdeka!" langsung ke point #4.

3) Kemerdekaan MENURUNKAN daya tawar
Semua orang dengan akal sehat setuju kontrak pertambangan di daerah Papua itu tak adil. Seandainya Papua merdeka, kontrak tak adil itu memang null and void alias tidak berlaku lagi. Namun, memangnya kontrak baru pasti akan menguntungkan rakyat Papua? Sebaliknya, pemerintah Papua akan memiliki posisi tawar yang lebih lemah daripada pemerintah Indonesia, sebab mereka CUMA mewakili rakyat Papua, bukan 240 juta rakyat Indonesia.

Seandainya pemerintah baru memilih melakukan nasionalisasi sumber² daya alam mereka, kita kembali ke masalah #2.

Oh iya, pengelolaan sumber daya alam juga BUKAN CUMA masalah korupsi, tapi masalah ekonomi makro maupun mikro. Kalaupun pemerintahnya bersih, tapi tak mengerti ekonomi, bakalannya melarat juga. Baca tulisan saya di majalah Bhinneka tentang pengelolaan kekayaan alam. Ujung²nya, balik lagi ke posisi tawar.

4) Menuntut Kemerdekaan itu sebetulnya secara filosofis adalah rasis.
Semua pasti sadar dan setuju bahwa pendapat "Kita adalah etnis penguasa, etnis lokal itu tak bisa dipercaya" adalah rasis. Namun, memangnya anggapan bahwa "semua orang non-Papua cuma akan memeras orang Papua" itu tidak rasis? Memangnya berpikir "Dia itu sebangsa dengan saya, dia tak mungkin mengkorupsi uang pajak saya!" itu tidak rasis?

Terlalu sering kita menerapkan standard ganda dengan berpikir cuma yang kuat yang bisa berpikir & bertindak rasis. Nope. Yang lemahpun bisa rasis. Dan rasisme mereka juga sama salahnya. "Two wrongs doesn't make a right." Daripada sibuk menerapkan rasisme balik, lebih baik HAPUSKAN RASISME seandainya ada rasisme di pemerintah pusat.

Masih berpikir lebih baik merdeka daripada makmur di bawah negara lain? Masih berpikir "Biar melarat asal merdeka"? LANJUT!!

5) "Biar Melarat asal merdeka" terdengar heroik, sayangnya ...
bukan si pemimpin yang melarat. Rakyatnya yang melarat. Sadar, bukan cuma politikus dari ras atau etnis lain yang bisa memanfaatkanmu, SEMUA POLITIKUS bisa melakukannya. Oh, anda pikir politikus dari ras/etnis lain lebih mungkin membuat rakyat anda melarat? Balik lagi ke poin 4: berarti anda rasis.

6) Intinya: Kemerdekaan malah membuat proses perbaikan lebih panjang, lebih sulit
Skenario kemerdekaan Papua:
Situasi buruk saat ini -> Perjuangan kemerdekaan yang berat -> Kemerdekaan -> Perjuangan berat melawan korupsi & ketidak mampuan -> kemakmuran

Skenario Papua tetap berada dalam NKRI:
Situasi buruk saat ini -> Perjuangan berat melawan korupsi & ketidak mampuan -> kemakmuran

Sudah jelaskan bahwa skenario kemerdekaan itu lebih rumit, dan sulit? Jadi, daripada menghabiskan waktu, energi, dan bahkan nyawa untuk memperjuangkan kemerdekaan, langsung saja gunakan semua itu untuk melawan korupsi dan ketidak mampuan pemerintah NKRI. Bukan cuma Papua, rakyat di Jawa, Sumatera, Bali, dan pulau² lain juga menderita karena korupsi dan ketidak mampuan pemerintah pusat. Pemerintah NKRI yang bersih dan berkemampuan akan menguntungkan semua rakyat Indonesia. ITU yang harus kita perjuangkan, bukannya kemerdekaan daerah².



Thursday, June 14, 2012

Trinitas yang Mustahil

BUKAN, sekali lagi artikel ini BUKAN membahas trinitas dalam agama Kristen. Itu masalah yang berbeda sama sekali. Ini masalah makroekonomi.

Banyak orang ber-tanya², kenapa kita harus punya banyak mata uang sih? Kenapa seluruh dunia tidak menggunakan 1 mata uang tunggal saja? Bukankah itu lebih mudah? Bukankah itu akan menghapuskan semua masalah lonjakan nilai mata uang?

Jawabannya: karena adanya "Impossible trinity" atau "trinitas yang mustahil" atau trilemma.

Begini, ada 3 hal penting dalam kebijakan mata uang:
A) Kemampuan melawan depresi atau resesi
B) Kestabilan nilai mata uang
C) Kebebasan mengalirkan modal

Ketiganya penting, sayangnya, sebuah negara CUMA BISA memiliki maksimum 2. Memiliki ketiganya adalah kemustahilan. Mari kita lihat detilnya ...


Opsi A & B
Kalau sebuah negara hendak memiliki kemampuan melawan depresi/resesi DAN mata uang yang stabil, mereka akan menggunakan "fix exchange rate" atau "adjustable peg" untuk mengatur mata uang mereka. Artinya, mereka mau tak mau harus menerapkan "capital control" yang membatasi aliran modal. Republik Rakyat Cina saat ini melakukan hal ini. Kelemahannya: capital control ini otomatis membuka peluang korupsi, dan inefisiensi. Pemerintah juga bisa mengeluarkan banyak uang untuk mempertahankan nilai mata uangnya ketika nilainya anjlok. Ingatkan ketika krisis ekonomi Asia Indonesia, Thailand, dan negara² Asia lainnya pontang panting menghabiskan cadangan devisanya untuk mempertahankan nilai mata uang mereka? Itulah konsekuensinya berusaha mempertahankan nilai mata uang.

Opsi A & C
Kalau sebuah negara hendak memiliki kemampuan melawan depresi atau resesi sambil memiliki kebebasan mengalirkan modal, mereka akan menerapkan mata uang bebas mengambang, seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Tentu saja mata uang bebas mengambang nilainya fluktuatif, mengikuti pasar, sehingga kestabilannya tidaklah pasti. Kekurangannya: semua rencana bisnis bisa runyam kalau mata uang negara tsb mendadak menguat atau melemah tajam.

Opsi B & C
Kalau sebuah negara hendak memiliki mata uang yang stabil dan kebebasan mengalirkan modal, mereka akan menyatukan mata uangnya dengan negara lain seperti negara² Eropa menyatukan mata uang mereka menjadi Euro. Tapi itu berarti mereka kehilangan kemampuan melawan depresi atau resesi! Paul Krugman dan banyak ekonom lain terus mengingatkan, kalau saja Yunani saat ini tidak bergabung dalam Euro, nilai mata uangnya pasti akan turun, dan ini akan menggairahkan ekonominya, meredakan resesi.

Mata uang tunggal untuk 1 dunia
Nah, kembali ke pertanyaan pertama, soal mata uang tunggal untuk seluruh dunia. Kalau seluruh dunia menggunakan satu mata uang, berarti seluruh dunia memilih Opsi B&C: mata uang stabil, kebebasan mengalirkan modal terjamin, tapi tak ada kemampuan melawan depresi atau resesi. Kenapa kemampuan tsb hilang? Ini karena kebijakan moneter yang cocok untuk 1 daerah sangat mungkin tak cocok untuk daerah yang lain. 

Coba ingat²: kapan sih bank sentral 1 negara membuat kebijakan yang PERSIS SAMA dengan bank sentral negara lain? Jepang misalnya, kapan bank sentralnya membuat kebijakan yang sama dengan bank sentral Indonesia? Atau Amerika? Atau Rusia? Atau Cina?

Contoh lebih kongkritnya, kita lihat 20 tahun terakhir ini, mari bandingkan ekonomi 2 raksasa ekonomi yang bertetangga: Cina dan Jepang. Ketika ekonomi jepang mengalami stagflasi, ekonomi Cina malah sedang booming. Kalau mata uang mereka sama, artinya kebijakan mereka akan sama. Kalau bank sentral Cina-Jepang menurunkan suku bunga, ekonomi jepang yang butuh stimulasi sudah pasti membaik. Namun, itu berarti membuat ekonomi Cina overheating!! Inflasi di Cina akan menggila, bubble² ekonomi akan terbentuk!! Sebaliknya, kalau suku bunga Cina-Jepang dinaikkan, ekonomi Cina akan terbantu, bubble² ekonomi akan kempes dengan sehat, inflasi akan berada dalam taraf wajar. Namun, ini membunuh ekonomi jepang! Ekonomi lagi lesu orang² malah diberi insentif untuk menyimpan uang mereka di bank? Macet dah ekonominya! Kalau bank sentral memilih tak melakukan apa², alias tidak mengubah suku bunga, stagflasi Jepang akan makin dalam, sementara ekonomi Cina akan overheating! 

Karena itulah dalam ilmu ekonomi ada yang namanya OCA, "Optimum Currency Area," seberapa besarkah area yang optimum untuk 1 mata uang? Jawabannya beraneka ragam, tapi sudah pasti BUKAN 1 dunia.

Jadi, ketidak sempurnaan di dunia ini begitu umum, sampai² kebijakan ekonomi makro saja tak bisa ada yang ideal. Kita cuma bisa meminimalisir kelemahan² pilihan kita, bukannya menghapus semua kelemahannya lalu "live happily ever after."


Bacaan: The Return of Depression Economics oleh Paul Krugman.