Wednesday, June 27, 2012

Sex Bebas, Kondom, dan Masokisme

Salah 1 kontroversi terkini adalah soal kampanye kondom oleh kementerian kesehatan. Banyak yang kontra, tak setuju dengan hal ini. Mereka benar soal 1 hal. Mereka benar bahwa ini bukan cuma soal kondom, ini adalah soal "sex bebas." Namun mereka meneruskannya dengan bilang ini adalah soal "moral bangsa" soal "mencegah kebejatan" bla bla bla. 

Bukan. Ini bukan soal itu. Ini soal beberapa glintir control-freak berusaha meng-atur² urusan sex orang lain.

Kenapa sex bebas itu salah? Karena sex bebas memiliki akibat² yang merugikan pelakunya. Kehamilan yang tak diinginkan, dan penyakit kelamin menular adalah masalah terbesarnya. Karena kerugian² ini sangat mungkin membuat si pelaku menderita. Jadi, kalau Hizbut Tahrir atau para control freak lain memang peduli pada bangsa ini, pada generasi muda, mereka seharusnya FOKUS untuk mencegah penderitaan mereka. 

Kondom bisa mencegah kehamilan. Kondom juga bisa mencegah penyakit kelamin menular. Tapi tidak, tidak, tidak, ini bukan masalah kehamilan yang tak diinginkan, atau penyakit kelamin menular, atau penderitaan generasi muda, ini adalah masalah KONTROL. Yup, dengan "R" di tengah, bukannya tanpa "R". Para puritan anti kondom, seperti biasa, adalah para masokis yang hobinya mengontrol dan membuat sengsara diri mereka sendiri DAN orang² lain, jadi tak seorangpun boleh mengurangi penderitaan mereka. Kalau generasi muda tidak menuruti kata² para control freak ini, mereka WAJIB menderita!

Ini dia kunci berikutnya selain kontrol: masokisme dan kesengsaraan. Dari dulu orang² menganggap dengan menolak kesenangan, seseorang bisa mendapat wangsit, bisa lebih dekat dengan Tuhan. Makanya banyak yang bertapa di gua suci. Makanya banyak yang bersemadi di gunung Kawi. Masyarakat "katak dalam tempurung"selalu berpikir cara menyenangkan Tuhan itu adalah dengan menolak kesenangan dunia, dan menyengsarakan diri. Singkatnya, logika mereka itu: sex itu nikmat, jadi membatasi/menolak sex adalah mendekatkan diri dengan Tuhan!

Dasar masokis ... dan maksa semua orang jadi masokis pula!

Jaman gini masih percaya masokisme itu menyenangkan Tuhan? Memangnya Tuhan itu seorang entitas sadis yang suka melihat umatNya menderita? Eh, maaf lupa, banyak dari mereka ini adalah orang² yang menganggap Tuhan memerintahkan mereka membacok orang² yg "sesat" di depan umum, dan menutup tempat² ibadah agama lain. Buat mereka, Tuhan yang sadis adalah Tuhan yang benar. Buat mereka, kesadisan adalah tanda keTuhanan.

Cilakanya, para idiot ini justru sekarang mendapat kekuasaan dan dianggap "tercerahkan" oleh banyak manusia Indonesia. Cilakanya, para idiot ini terus menerus mendengungkan bahwa mereka sedang "membela budaya lokal dari gerusan budaya asing." Dengan menggunakan retorika "lokal vs asing" ini, mereka membuktikan mereka ini adalah para munafik.

Hei orang² Indonesia, sadarlah! Para control-freak munafik itu bukan teladan yang baik! Mereka cuma akan menciptakan control-freak munafik baru, bukannya manusia Indonesia yang berkualitas!


No comments:

Post a Comment