Thursday, July 12, 2012

Amerika, HAM, dan RRC

Sebelumnya saya sudah bilang, demokrasi bukan panacea semua masalah tapi absennya demokrasi hampir pasti membunuh kemajuan. Demokrasi adalah sine qua non kemajuan.

Lalu, saya membaca sebuah berita dari detik.com tentang RRC tak senang mendengarkan pernyataan Hillary Clinton soal demokrasi. Lagu lama. Biar saya terjemahkan beberapa hal dari artikel tsb.

Ditulis:
"Siapa yang memberi Amerika hak untuk secara arogan mengkritik status demokrasi di Asia?"

"Amerika bukan hakim soal HAM untuk dunia dan Asia. Tak ada sistem umum yang cocok untuk semua negara,"

Dibaca:
"Hei, biarkan kami membungkam semua kritik di negara kami! Biarkan kami menindas rakyat kami! Kamu orang luar tak punya hak untuk mengritik kami!"

Dan makin lucunya artikel itu ditutup dengan:
"Benar bahwa memberantas ekspresi politik atau mempertahankan kontrol ketat atas apa yang dibaca orang atau dikatakan atau dilihat orang bisa menciptakan ilusi keamanan. Namun ilusi akan pudar, karena kerinduan orang untuk kebebasan tidak akan pudar," kata Hillary beberapa hari lalu.
Saat itu Hillary memang tidak menyebut nama China, namun menurut People's Daily, komentar tersebut jelas-jelas ditujukan ke para pemimpin China."

Komentar saya:
BERASA NIH YEEE!!

Gini deh para pemimpin RRC ... siapa yang memberikan kalian hak secara arogan untuk mengontrol segenap birokrasi, hukum, dan rakyat kalian? Siapa yang memberikan kalian status "Kebal kritik"? Hmm? Jawaban paling pro pemerintah RRC yang bisa saya pikirkan, yang tidak melibatkan ngarang² adalah "Rakyat Cina di akhir 1940an." Itu 60 tahunan yang lalu. 2-3 generasi yang lalu. Basi banget. Di sekolah, seorang siswa diuji setiap tahunnya apakah dia pantas naik kelas atau tidak. Di perusahaan, seorang karyawan terus menerus di evaluasi oleh bosnya. Terus, di RRC ini ada sebuah partai politik yang menguasai semua lapisan birokrasinya selama 60 tahun lebih tanpa di evaluasi oleh pihak lain dan mereka bicara soal arogansi?

Amerika tidak sempurna. Amerika juga sering memberlakukan standard ganda, kemunafikan, kesalahan, dll. Namun, bukan berarti omongan menteri luar negerinya bisa langsung diasumsikan "arogan" atau salah.

Apa? Masih menganggap Amerika arogan karena mereka "mencampuri urusan negara lain" karena mereka "meng-injak² kedaulatan nasional"?? News flash: kedaulatan nasional itu OVERRATED.



No comments:

Post a Comment