Monday, July 16, 2012

Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Source: wikipedia
Salah 1 kontroversi terbesar abad 20 adalah bom atom Hiroshima-Nagasaki. Apakah keputusan menjatuhkan bom atom tsb adalah keputusan yang benar?

Jawaban singkatnya: keputusan pahit tapi yang terbaik.

Mari kita pikirkan alternatif²nya bila bom atom tak dijatuhkan.

Skenario 1, Jepang baru menyerah setelah Uni Soviet Menyerang:
Skenario pertama adalah skenario favoritnya Tsuyoshi Hasegawa. Menurut sejarawan Jepang ini, penyebab utama menyerahnya Jepang adalah serangan Uni Soviet. Beliau merasa, pemimpin² Jepang benar² merasa Uni Soviet bisa menjadi penengah dengan negara² sekutu lain, memungkinkan mereka mendapatkan perjanjian damai yang jauh lebih menguntungkan. Karena itulah mereka menolak menyerah, dan bom atompun dianggap kurang relevan. Karena itulah Hasegawa yakin pemimpin² Jepang baru kehilangan harapan dan memohon damai ketika "sang penengah" malah menyerang mereka. 

Anggaplah Hasegawa benar dan Jepang menyerah murni karena invasi Soviet, tanpa dijatuhkannya bom atom. Tanggal menyerahnya Jepang takkan sama. Suka tak suka, bom atom mempercepat menyerahnya Jepang. Ditundanya tanggal menyerah Jepang akan berakibat hebat sekali.

1) Jutaan orang akan mati. Ingat, pendudukan Jepang di Indonesia, Malaya, Cina, dll bukan pendudukan baik². Laksaan manusia tewas setiap harinya, jadi rasanya tak berlebihan menebak jutaan orang non-Jepang akan mati akibat kekejaman pasukan Jepang di koloni²nya, di jeda di antara 15 Agustus (Tanggal menyerahnya Jepang setelah dibom atom dan diserbu Uni Soviet) dan tanggal menyerahnya Jepang.

2) Uni Soviet sangat mungkin bukan cuma merebut Manchuria, Korea Utara, dan kepulauan Kuril, tapi juga Korea Selatan dan Hokkaido. Ini artinya tidak akan ada Korea Selatan, cuma ada Korea Utara yang meliputi Korea Selatan juga, dan akan ada "Republik Demokrasi Jepang" yang berkedudukan di Hokkaido. Mungkin saja kota Tokyo jadi akan terbagi 2 juga seperti kota Berlin pasca menyerahnya Jerman.

Tak begitu baguskan dibandingkan kenyataan? Jangan kawatir, ini baru skenario pertama ...


Skenario 2, Jepang menyerah setelah operasi Olympic dan Coronet
Di skenario kedua ini, Amerika Serikat dan sekutu²nya menginvasi Jepang dalam 2 operasi: Olympic (Merebut Kyushu) dan Coronet (Merebut Honshu) sementara saya asumsikan Hokkaido direbut Uni Soviet secara terpisah.

Ini artinya 2 akibat negatif skenario #1 terjadi, DITAMBAH korban jiwa akibat invasi. Ketika pihak Amerika Serikat memperhitungkan korban yg akan jatuh dalam operasi ini, mereka memperhitungkan mereka akan kehilangan 1 juta manusia. Perlu ditegaskan, 1 juta ini adalah korban di pihak sekutu saja. Pihak Jepang sendiri sudah memobilisasi SEMUA penduduknya. Anak² mereka saja diajari menggunakan bambu runcing menusuk perut tentara² sekutu yang mendarat di Jepang. Menghadapi perang total macam ini, tak berlebihan kalau saya bilang korban totalnya puluhan juta jiwa.


Skenario 3, Jepang menyerah tanpa operasi Olympic dan Coronet, tanpa invasi Soviet
Apa yang terjadi seandainya Jepang menyerah tanpa invasi sama sekali?  Jepang mustahil menyerah begitu saja cuma karena kehilangan Okinawa, Mariana, Filipina, Irian, dan Pasifik Tengah. Satu²nya cara membuat Jepang menyerah adalah dengan meneruskan bombardemen udara & laut, sambil memblokadenya, memastikan tak ada bahan mentah atau makanan yang memasuki tanah air Jepang.

Skenario ini berarti tanggal menyerahnya Jepang MUNDUR lagi. Korban di kalangan sekutu bisa diminimalisir, tapi korban sipil Jepang akan terus berjatuhan. Seperti kota² yang dikepung, pulau² Jepang akan dilanda kelaparan, penyakit, dll. Entah butuh waktu berapa lama sampai Jepang benar² menyerah. Artinya, korban jiwa di pulau² Jepang dan koloni² Jepang akan bertambah lagi. 


Sudah jelaskan, skenario apapun yang terjadi tidak terlihat bagus.

Bom atom Hiroshima-Nagasaki sudah pasti membunuh ribuan penduduk 2 kota itu, tapi di saat yang sama menghindari jutaan korban akibat 3 skenario di atas. Jangan salahkan presiden Truman menjatuhkan bom tsb, salahkan petinggi² Jepang yang terobsesi pada Bushido, pada "Kehormatan" pada prinsip "lebih baik mati daripada menyerah!" Seandainya pemerintah Jepang memang rasional, memang perduli pada nasib rakyatnya, mereka sudah menyerah paling lambat saat Filipina jatuh, saat mereka kehilangan akses ke ladang² minyak di Kalimantan, sementara kapal² terbang Amerika dari Mariana membombardir Jepang.


No comments:

Post a Comment