Thursday, June 14, 2012

Trinitas yang Mustahil

BUKAN, sekali lagi artikel ini BUKAN membahas trinitas dalam agama Kristen. Itu masalah yang berbeda sama sekali. Ini masalah makroekonomi.

Banyak orang ber-tanya², kenapa kita harus punya banyak mata uang sih? Kenapa seluruh dunia tidak menggunakan 1 mata uang tunggal saja? Bukankah itu lebih mudah? Bukankah itu akan menghapuskan semua masalah lonjakan nilai mata uang?

Jawabannya: karena adanya "Impossible trinity" atau "trinitas yang mustahil" atau trilemma.

Begini, ada 3 hal penting dalam kebijakan mata uang:
A) Kemampuan melawan depresi atau resesi
B) Kestabilan nilai mata uang
C) Kebebasan mengalirkan modal

Ketiganya penting, sayangnya, sebuah negara CUMA BISA memiliki maksimum 2. Memiliki ketiganya adalah kemustahilan. Mari kita lihat detilnya ...


Opsi A & B
Kalau sebuah negara hendak memiliki kemampuan melawan depresi/resesi DAN mata uang yang stabil, mereka akan menggunakan "fix exchange rate" atau "adjustable peg" untuk mengatur mata uang mereka. Artinya, mereka mau tak mau harus menerapkan "capital control" yang membatasi aliran modal. Republik Rakyat Cina saat ini melakukan hal ini. Kelemahannya: capital control ini otomatis membuka peluang korupsi, dan inefisiensi. Pemerintah juga bisa mengeluarkan banyak uang untuk mempertahankan nilai mata uangnya ketika nilainya anjlok. Ingatkan ketika krisis ekonomi Asia Indonesia, Thailand, dan negara² Asia lainnya pontang panting menghabiskan cadangan devisanya untuk mempertahankan nilai mata uang mereka? Itulah konsekuensinya berusaha mempertahankan nilai mata uang.

Opsi A & C
Kalau sebuah negara hendak memiliki kemampuan melawan depresi atau resesi sambil memiliki kebebasan mengalirkan modal, mereka akan menerapkan mata uang bebas mengambang, seperti yang dilakukan Amerika Serikat. Tentu saja mata uang bebas mengambang nilainya fluktuatif, mengikuti pasar, sehingga kestabilannya tidaklah pasti. Kekurangannya: semua rencana bisnis bisa runyam kalau mata uang negara tsb mendadak menguat atau melemah tajam.

Opsi B & C
Kalau sebuah negara hendak memiliki mata uang yang stabil dan kebebasan mengalirkan modal, mereka akan menyatukan mata uangnya dengan negara lain seperti negara² Eropa menyatukan mata uang mereka menjadi Euro. Tapi itu berarti mereka kehilangan kemampuan melawan depresi atau resesi! Paul Krugman dan banyak ekonom lain terus mengingatkan, kalau saja Yunani saat ini tidak bergabung dalam Euro, nilai mata uangnya pasti akan turun, dan ini akan menggairahkan ekonominya, meredakan resesi.

Mata uang tunggal untuk 1 dunia
Nah, kembali ke pertanyaan pertama, soal mata uang tunggal untuk seluruh dunia. Kalau seluruh dunia menggunakan satu mata uang, berarti seluruh dunia memilih Opsi B&C: mata uang stabil, kebebasan mengalirkan modal terjamin, tapi tak ada kemampuan melawan depresi atau resesi. Kenapa kemampuan tsb hilang? Ini karena kebijakan moneter yang cocok untuk 1 daerah sangat mungkin tak cocok untuk daerah yang lain. 

Coba ingat²: kapan sih bank sentral 1 negara membuat kebijakan yang PERSIS SAMA dengan bank sentral negara lain? Jepang misalnya, kapan bank sentralnya membuat kebijakan yang sama dengan bank sentral Indonesia? Atau Amerika? Atau Rusia? Atau Cina?

Contoh lebih kongkritnya, kita lihat 20 tahun terakhir ini, mari bandingkan ekonomi 2 raksasa ekonomi yang bertetangga: Cina dan Jepang. Ketika ekonomi jepang mengalami stagflasi, ekonomi Cina malah sedang booming. Kalau mata uang mereka sama, artinya kebijakan mereka akan sama. Kalau bank sentral Cina-Jepang menurunkan suku bunga, ekonomi jepang yang butuh stimulasi sudah pasti membaik. Namun, itu berarti membuat ekonomi Cina overheating!! Inflasi di Cina akan menggila, bubble² ekonomi akan terbentuk!! Sebaliknya, kalau suku bunga Cina-Jepang dinaikkan, ekonomi Cina akan terbantu, bubble² ekonomi akan kempes dengan sehat, inflasi akan berada dalam taraf wajar. Namun, ini membunuh ekonomi jepang! Ekonomi lagi lesu orang² malah diberi insentif untuk menyimpan uang mereka di bank? Macet dah ekonominya! Kalau bank sentral memilih tak melakukan apa², alias tidak mengubah suku bunga, stagflasi Jepang akan makin dalam, sementara ekonomi Cina akan overheating! 

Karena itulah dalam ilmu ekonomi ada yang namanya OCA, "Optimum Currency Area," seberapa besarkah area yang optimum untuk 1 mata uang? Jawabannya beraneka ragam, tapi sudah pasti BUKAN 1 dunia.

Jadi, ketidak sempurnaan di dunia ini begitu umum, sampai² kebijakan ekonomi makro saja tak bisa ada yang ideal. Kita cuma bisa meminimalisir kelemahan² pilihan kita, bukannya menghapus semua kelemahannya lalu "live happily ever after."


Bacaan: The Return of Depression Economics oleh Paul Krugman.



No comments:

Post a Comment