Salah 1 cerita Yesus yang paling terkenal adalah ketika dia membela seorang penzinah yang hendak dirajam. Yesus menghentikan perajaman tsb dengan berkata:
"Biarlah dia yang tak berdosa melemparkan batu pertama."
Kata² ini sering diparafrasekan menjadi:
"Janganlah menghakimi sesamamu."
OK ... ini salah 1 sebab saya keluar dari agama Kristen. Jangan salah, saya tetap tak setuju seorang penzinah dirajam, sayangnya pembelaan Yesus juga bermasalah. Kenapa?
Sederhana saja, kalau kata² ini kita ikuti sungguh², tak boleh ada penjara, polisi, jaksa, hakim, UU, konstitusi dan lain². Hei, tak boleh menghakimikan? Biarkan dia yang tak berdosa melempar batu pertamakan? Apa hak kita menghakimi? Kitakan cuma sekumpulan manusia berdosa yang tak tahu apa² ...
Ini dia masalah utamanya: menghakimi orang lain itu PERLU. Bukannya menyerang penghakiman yang tak adil, Yesus malah menyerang penghakiman manusia. Manusia² yang tak sempurna ini WAJIB menghakimi 1 sama lain, saling mengingatkan kalau mereka berbuat kesalahan. Menyatakan mereka TAK BOLEH menghakimi sesama, sama saja dengan melakukan pensensoran TOTAL menyeluruh.
Maaf saja, saya justru MAU dihakimi oleh sesama, dan semua manusia juga sebaiknya belajar bagaimana menghakimi orang lain dengan bijak DAN belajar dihakimi oleh orang lain. Itu gunanya demokrasi, kebebasan pers, konstitusi, UU, polisi, hakim, jaksa, dan pengacarakan? Makanya saya tak setuju "kesempurnaan" Yesus.
No comments:
Post a Comment