Thursday, January 31, 2013

Rasisme dan Kritik thd Agama?

Kita semua tahu rasisme itu salah. Ketika kita menyatakan ras yang 1 lebih bodoh atau malas atau lemah atau rakus, kita tampak bukan cuma tak punya hati. Kita juga akan tampak tak punya pengetahuan.

OK, semua sudah setuju soal ini, tapi bagaimana dengan soal agama? Banyak orang menghubungkan "penghinaan" thd suatu agama SAMA dengan rasisme. Hei, rezim Soeharto saja dulu menyamakan 2 hal ini, memasukkannya ke dalam kebijakan yang melarang semua serangan SARA! Tapi itukan di masa lalu, bagaimana dengan masa kini? Gak banyak berubah. Beberapa negara bahkan mendorong PBB untuk meratifikasi kesepakatan untuk "melindungi agama." 

Maaf yah, tapi 2 hal itu tak bisa disamakan.

1) Genetik vs Kultural
Mula², ras itu adalah FAKTA GENETIKA. Kita tak bisa mengubah ras kita, bahkan dengan operasi sekalipun. Sedangkan agama BISA berubah. Semua orang bisa mengganti agamanya. Ajaran agama yang ada juga bisa berubah. Hei, kebanyakan agama dulu MENDUKUNG perbudakan manusia yah!

2) Agama vs Tuhan
Manusia memang tak punya hak mengritik Tuhan, entitas yang didefinisikan sbg mahasempurna. Namun, banyak orang lupa, (atau berlagak lupa?) agama BUKAN Tuhan. Banyak orang mencampuradukkan 2 hal ini. Agama adalah "interpretasi ajaran Tuhan yang dilembagakan." Mengritik agama adalah MENGRITIK MANUSIA, jangan menghina Tuhan dengan menyamakannya dengan pemuka agama yah. Dan ngomong² soal mengritik agama ...

3) Berani dikritik?
Tidak ada yang membuat hukum "dilarang membantah teori relativitas Einstein."
Tidak ada juga yang membuat hukum "semua orang yang menyuarakan ketidak sukaannya akan lukisan Picasso harus dibui. "
Kenapa? Sebab Einstein dan Picasso berani dikritik. Ketika seseorang berusaha membungkam semua orang yang mengritiknya, dia sebetulnya menunjukkan KEPENGECUTANNYA, ketidak mampuannya menanggapi kritik.  Katanya agama situ menawarkan keselamatan, kok takut sih? Mau dianggap pengecut? Mau dianggap gak mampu? 
Salah 1 contoh orang² yang merasa "tersinggung!"
Dari The Sun

4) Saya tersinggung!
Ini dia alasan yang sering dipakai: "perasaan tersinggung dianggap alasan yang cukup untuk membacok orang!" Hei, asal tahu saja yah, KITA SEMUA SERING TERSINGGUNG! Cengeng amat sih, begitu tersinggung langsung NGAMUK, langsung MENGANCAM, bahkan kadang² langsung BAKAR, langsung BACOK! Gak sadar yah tingkah laku macam ini malah "membuktikan" bahwa "fitnah" yang menyinggung perasaan itu benar?


Dengar nih, kita semua ini manusia. Nenek moyang, kakek moyang kita, para nabi kita, para rasul kita, SEMUANYA manusia. Namanya juga manusia, BISA SALAH. Mengancam semua yang menunjuk kesalahan mereka, lalu menyatakan "saya tersinggung" setiap kali dikritik tidak membuat agama anda terlihat "keren" atau "kuat." Malah sebaliknya, dengan semua aksi vandalis macam itu, anda semua cuma mencoreng nama agama anda, mempermalukannya.

Saya akui, banyak kritik thd mereka yang "kampungan" yang cuma asal menghina, tanpa substansi sama sekali. Biarkan mereka mempermalukan diri mereka sendiri, tanggapi mereka dengan cerdas, dengan mengurai semua kesalahan mereka, BUKAN dengan membakar toko di negara anda sendiri. Bukan dengan mencoba MENYAMAKAN kritik thd agama anda itu dengan rasisme. 




2 comments:

  1. "kebanyakan agama dulu MENDUKUNG perbudakan manusia yah!" -> gua ga akan mangkir dari ini, karena agama buddha pun terdapat permasalahan seperti ini.

    "Agama vs Tuhan" -> gua setuju agama itu adalah usaha manusia mengkotak-kotakkan Tuhan, nah yang gua mau tanya sekarang ama elo, Cel. Tuhan menurut pendapat lo itu, Tuhan yg seperti apa?

    "Berani dikritik? dan Saya Tersinggung" -> ini yang menurut gua problem pada agama yang mayoritas sekarang, dan yang gua bingung kenapa para cendikiawan itu ga berani keluar pendapat untuk mengkritik? Apa takut dikucilin apa takut dirusuh? Aneh menurut gua, jika agama tidak boleh dikritik, seperti layaknya seorang tiran aja, tirani rohani

    ReplyDelete
  2. "Agama vs Tuhan" -> gua setuju agama itu adalah usaha manusia mengkotak-kotakkan Tuhan, nah yang gua mau tanya sekarang ama elo, Cel. Tuhan menurut pendapat lo itu, Tuhan yg seperti apa?

    -> Tuhan yg gw omongin adalah Tuhannya agama samawi: entitas/pribadi yang mahatahu, mahakuasa, "mahabaik" yang menciptakan dunia ini dan ikut campur dalam kehidupan ini.


    "Berani dikritik? dan Saya Tersinggung" -> ini yang menurut gua problem pada agama yang mayoritas sekarang, dan yang gua bingung kenapa para cendikiawan itu ga berani keluar pendapat untuk mengkritik? Apa takut dikucilin apa takut dirusuh? Aneh menurut gua, jika agama tidak boleh dikritik, seperti layaknya seorang tiran aja, tirani rohani

    -> Persis! Dan agama samawi JAUH lebih parah soal ini! Tiap kali gw diskusi sama orang Hindu atau Buddhis, mereka gak pernah marah kalo gw mengasumsikan dewa-dewi mereka gak exist. Sebaliknya kalo diskusi sama orang agama samawi, mereka LANGSUNG ngancem² gw, bilang kalo kayak gitu gw bakalan disiksa selamanya di neraka!

    ReplyDelete