Saturday, January 12, 2013

Partai Politik Indonesia

KPU baru saja menetapkan 10 partai politik peserta pemilu 2014. Sayangnya, hal itu membuktikan cuma ada 3 macam parpol di Indonesia. Maaf ... kita TIDAK PUNYA partai politik di Indonesia. Kita cuma punya 3 jenis klub yang pura² jadi partai.

1) Fans Club!
PDI-P gak akan bisa maju kalau tak mengandalkan nama Soekarno. Partai Demokrat malah didirikan di hari yang sama dg ulang tahun Susilo Bambang Yudhoyono. PKB itu modal utamanya adalah popularitas Abdurrahman Wahid. Dan masih banyak lagi. Ideologi mereka (nyaris) irelevan, orang² memilih mereka MURNI karena sebuah figur. Ini jelas BUKAN partai politik. Sebuah partai politik harus bisa membuat program dan ideologi yang unik, yang membedakannya dari partai² lain, dan tidak bergantung pada seorang figur saja. 

2) Klub Arabisasi!
PKS, PPP, dan banyak partai lainnya tampaknya bersemangat sekali mengubah Indonesia menjadi Indonistan! Hei, kita selalu mendengar teriakan TOLAK BUDAYA BARAT, asal tahu saja, Arab itu juga letaknya di Barat yah! Ini bukan partai, sebab budaya Arab TIDAK menyukai pemilu. Ada yang bilang, pemilu di Arab itu prinsipnya "One man, one vote, ONLY ONE TIME!" artinya klub² ini adalah ANTI THESIS demokrasi itu sendiri.

3) Klub Oportunis Tanpa Prinsip!
Pertanyaan: apa sih ideologinya Golkar? Irelevan. Tidak ada yang memilih Golkar karena ideologinya. Siapa sih figur yg memimpin Golkar? Sekarang sih Ical, tapi jangan kaget kalau dia digoyang dan dijatuhkan sebelum Pemilu 2014! Tidak, tidak, lebih mungkin adalah mereka babak belur di pemilu 2014, dan Icalpun ramai² ditendang dari kursi kepemimpinan. Sama seperti Akbar Tanjung, Wiranto, JK, dan banyak pemimpin Golkar sebelumnya. Berapa banyak anggota Golkar yang jadi kutu loncat, pindah² partai? BUANYAK! Tidak terhitung! Intinya, orang² yang mengikuti Golkar cuma karena pragmatisme, bukan karena programnya.


Coba pilih partai² lain yang belum saya sebutkan di atas, SEMUANYA pasti bisa dimasukkan ke salah 1 kategori di atas. Beberapa malah bisa jadi bisa dimasukkan ke 2 kategori sekaligus.

Jadi intinya, partai² politik itu tak punya ideologi, tak punya prinsip, kecuali partai² yang getol mengkampanyekan arabisasi semua aspek kehidupan masyarakat. 

Dari 3 tipe "partai jadi²an" ini, yang mana yang paling layak pilih? Menurut saya sih #3. Oportunisme itu masih lebih positif daripada kultus individu atau Arabisasi. Masalahnya, dalam pemilu 2014 ini, Golkar menjagokan Aburizal Bakrie, dan mati²an mencitrakan dia sbg pemimpin!. Ha! Selamat tinggal, jangan harap saya memilihmu!

Ini adalah sebuah tragedi. Kita membutuhkan partai politik untuk menciptakan sistem pemerintahan yang baik. Kita tak bisa cuma bergantung pada 1-2 figur saja, sebab seorang manusia tak bisa hidup selamanya. Sistem yang paling bisa mengakomodasikan dinamika politik dan kepentingan rakyat adalah partai politik. Semoga saja, pemimpin besar Indonesia di masa depan menyadari ini dan bisa mengoreksi kebobrokan sistemik ini.


2 comments:

  1. memang sebuah pemerintahan perlu parpol, Cel? kok kayaknya yang gua liat, malah parpol itu cuman benalu buat sebuah negara nih -steven wongso-

    ReplyDelete
  2. Parpol itu penting banget.

    Masalahnya, demokrasi membutuhkan pembatasan masa jabatan. Tapi itu berarti di masa jabatan terakhirnya, si politikus bisa berbuat seenaknya dong? Di sinilah parpol berperan penting: kalau si politikus itu seenaknya di masa jabatan terakhirnya, rakyat bisa menghukumnya dengan TIDAK MENCOBLOS parpolnya di pemilu berikutnya.

    Kalau mau tahu peran penting parpol dalam demokrasi, baca "The Political Order in Changing Societies" buatan Huntington. Jelas banget, demokrasi yang berfungsi, yang sehat itu memiliki parpol yang berfungsi, yang sehat.

    ReplyDelete