Perang Barbary adalah perang bersejarah, sebab dalam perang inilah untuk pertama kali marinir Amerika menjejakkan kaki di negara orang lain. Perang ini tak pernah disinggung dalam pelajaran sejarah Indonesia, sebab, mengutip kata-kata para pejabat Republik Mimpi, hal ini adalah hal yang seen-sii-tiif!! Kenapa sensitif? Mari kita simak ...
Sebelum Perang
Afrika utara, abad 17, Laut Tengah. Perompak di.mana-mana, dan perompak ini sangat ditakuti, sebab mereka bukan cuma merampok, tapi juga memperbudak semua non-Muslim yang jatuh ke tangan mereka. Mereka juga ditakuti karena mereka dipasok dan dilindungi oleh para Dey (Sebutan untuk penguasa di daerah Aljazair, Tunisa, dan Libya.). Kerajaan inggris dan perancis saja terpaksa membayar “Uang keamanan” agar kapal-kapal mereka tak diganggu.
Kapal-kapal Amerika semula tak diganggu, sebab mereka adalah koloni inggris, dan saat perang kemerdekaan dimulai, mereka dianggap sebagai kapal-kapal perancis. Namun, saat tenang berubah saat mereka merdeka. Kini, mereka harus melindungi kapal mereka sendiri, sebab sesuai keinginan mereka, kini mereka bukan bagian dari negara eropa manapun.
Maka, pihak amerikapun mengikuti teladan pelindung mereka sebelumnya: membayar uang keamanan. Thomas Jefferson yang saat itu menjadi dubes AS untuk Perancis tak setuju. Menurut Jefferson, pembayaran uang keamanan cuma akan mendorong aksi pemerasan lebih lanjut.
Tahun 1786, Jefferson dan John Adams memutuskan berunding dengan duta besar Libya di London. Mengenai alasan perompakan, inilah yang dilaporkan Jefferson pada kongres (Diambil dari Wikipedia.org):
The ambassador answered us that [the right] was founded on the Laws of the Prophet (Mohammed), that it was written in their Koran, that all nations who should not have answered their authority were sinners, that it was their right and duty to make war upon them wherever they could be found, and to make slaves of all they could take as prisoners, and that every Mussulman (or Muslim) who should be slain in battle was sure to go to heaven.
Jefferson yang sudah panas sebetulnya sudah gatal untuk berperang, tapi John Adams mengingatkan dia bahwa Amerika Serikat saat itu tak memiliki Angkatan Laut yang memadai. Maka, Jeffersonpun memutuskan untuk menahan diri saat itu. Apa yang ditakutkan Jefferson menjadi kenyataan, para Dey terus menerus meningkatkan uang keamanan tsb, sampai² di tahun 1800, seperlima pemasukan negara AS digunakan untuk membayarnya. Kongres Amerika Serikatpun membangun AL untuk persiapan perang.
Perang Barbary
Begitu Jefferson akhirnya menjadi presiden AS di tahun 1801, beliau mengirim armada tempur dan marinir AS ke laut Tengah tahun itu juga. Pengiriman tsb terjadi setelah Yussif Karamanli dari Tripoli kembali meminta “uang keamanan”. Tahun 1805, Yussif menyerah setelah para marinir Amerika mulai merangsek ke Tripoli, dan mau meneken perjanjian damai dengan pemerintah AS. Dia bahkan menerima sejumlah uang yang merupakan “Uang Tebusan” atas pelaut Amerika yang dia tangkap.
Namun, permasalahan belum selesai. Tahun 1807, perompakan dan perbudakan atas kapal Amerika kembali terjadi. Pihak Amerika saat itu berada dalam posisi tak baik. Hubungan dengan inggris dan perancis memburuk, dan perang melawan inggris di depan mata. Tahun 1812, terjadilah perang melawan inggris. Konsul amerika untuk Dey Aljazair diusir, dan pernyataan perang dikeluarkan oleh sang Dey.
Tahun 1815, perang melawan Inggris berakhir, armada tempur kembali dikirim. Setelah menangkap kapal bendera Aljazair, armada tersebut mengarahkan moncong meriamnya ke Algier, memaksa Dey Aljazair menyerah, mengembalikan semua tawanan, mengganti kerugian materiil Amerika, dan meneken perjanjian yang memastikan tak ada lagi perompakan. Namun, begitu armada amerika berangkat ke Tunisia untuk melakukan hal yang sama, sang Dey mengingkari perjanjian itu. Tahun depannya, armada gabungan dari inggris dan Belanda, yang memutuskan untuk tidak membayar “uang keamanan,” membombardir Algier, memaksa Dey Aljazair meneken ulang perjanjian dengan amerika dan negara-negara lain, mengakhiri secara de facto ancaman para perompak di Laut Tengah.
Beberapa hal yang menarik dalam perang ini:
- Pernyataan dubes Tripoli pada Jefferson, yang menyatakan memperbudak penganut agama lain adalah perintah agama. Saya akan menghargai tanggapan dari saudara-saudara muslim yang menyangkal maupun mendukung, maupun menunjukkan letak pasti ayat Qur'an yang dimaksud sang duta besar.
- Adalah menarik, biarpun Amerika tak mau rakyatnya diperbudak, mereka sendiri terus memraktekkan perbudakan sampai puluhan tahun kemudian. Artinya, standard ganda amerika dan kefanatikan Libya sudah berbenturan sejak 200 tahun yang lalu.
- Pihak Amerika, setidaknya menurut Wikipedia, tak menggunakan agama sebagai dasar untuk memerangi para perompak ini, biarpun para perompak merasa ini adalah perang agama. Untuk hal ini, saya pribadi angkat topi buat para politikus Amerika. Sebuah perang selalu menjadi lebih kejam begitu sudah menjadi perang agama.
Jadi, sekali lagi, intervensi Amerika Serikat di luar negeri bisa berakibat positif. Dalam hal ini, intervensi Amerika Serikat praktis mengakhiri perbudakan dan pembajakan di laut Mediteran dan Atlantik.