Thursday, May 17, 2012

Jepang Memenangkan Perang Pasifik?

Setelah membahas langkah terbaik Jerman untuk memenangkan perang dunia 2, kini giliran medan perang Pasifik.

Kalau untuk kasus Jerman kebanyakan orang menuding invasi ke Uni Soviet sbg penyebab utama kekalahan Jerman, di medan perang Pasifik kebanyakan orang akan menunjuk pertempuran Midway. Pertempuran ini memang penting, 4 kapal induk Jepang dikaramkan, sementara pihak Amerika cuma kehilangan 1 kapal induk. Namun, Midway bukanlah kunci kemenangan Jepang di perang Pasifik. Peluang pertama Jepang untuk melibatkan level strategi tertinggi, sebelum perang Pasifik dimulai. 


Hokushin vs Nanshin
Tujuan utama Jepang berperang adalah untuk mendapatkan sumber daya alam yang saat itu berada di tangan kekuatan negara² Eropa, untuk meloloskan diri dari blokade ekonomi Amerika Serikat dan negara² Barat lainnya. Angkatan Bersenjata Jepang memiliki 2 pilihan: menyerang ke Utara (Hokushin) vs menyerang ke Selatan (Nanshin). Perhatikan konsekuensinya, menyerang ke Utara berarti perang melawan Uni Soviet, menyerang ke Selatan berarti perang melawan Inggris dan Belanda. AL dan AD Jepang berdebat hebat soal pilihan ini. Pihak Nanshin akhirnya memenangkan perdebatan karena insiden Nomonhan, dimana sebuah insiden perbatasan kecil antara militer Jepang dan Manchukuo dengan militer Mongolia, berubah menjadi pertempuran besar²an melawan tentara Uni Soviet. Dalam pertempuran tsb, Georgy Zhukov melibas habis tentara Jepang dan Manchukuo. Kekalahan ini membuat pihak Hokushin kehilangan nyali.

Namun, sejarah akan berkata lain seandainya Jepang memutuskan untuk mengadopsi Hokushin. Ingat, ketika tentara Jerman sudah mendekati Moskow, Uni Soviet berhasil mematahkan dan memukul balik tentara Jerman dengan mendatangkan tentara² Siberia mereka. Seandainya Jepang menyerang Uni Soviet dari arah Timur, Stalin dan rezim komunisnya mungkin takkan selamat.

Halangan lain untuk skenario ini adalah, seandainya Hitler bertindak sesuai dg logika militer, seharusnya dia menyerang TImur Tengah dulu. Bisa jadi Jepang sudah terlalu terjepit, sudah kehabisan minyak ketika Hitler menyatakan perang melawan Uni Soviet. Jadi, mungkin saja strategi Nanshin itu tak bisa dihindari.

Langkah Pembukaan: Pearl Harbor
Penulis sudah pernah menulis langkah pembukaan terbaik untuk strategi Nanshin adalah membypass Filipina dan Pearl Harbor, memberikan fait accomply pada pihak Amerika Serikat.

Namun, kenapa AL Jepang tidak melakukan strategi semacam itu? Karena mereka kawatir armada Amerika Serikat bisa menyerang mereka dari belakang saat mereka menyerang ke Asia Tenggara. Mereka merasa, armada Amerika Serikat harus dinetralisir dulu agar invasi mereka ke Asia Tenggara bisa berlangsung tanpa gangguan.

Laksamana Yamamoto, komandan AL Jepang, merancang pembokongan Pearl Harbor untuk melumpuhkan armada Amerika. Dia mengirimkan semua kapal induknya ke Pearl Harbor, tapi dia melakukan beberapa blunder besar.

Pertama, dia memilih laksamana Chuichi Nagumo, seorang spesialis torpedo, bukannya spesialis kapal induk, sebagai komandan armada tsb. Ada pilihan yang jauh lebih tepat: laksamana Jisaburo Ozawa, spesialis kapal induk yg menunjukkan kehebatannya di tahun 1944. Pilihan ini akan dibayar mahal oleh Yamamoto.

USS Enterprise
Kedua, dia tidak memberikan instruksi yang jelas pada Nagumo, instruksi untuk menghancurkan  kapal terpenting, yaitu kapal² induk Amerika Serikat, untuk menghancurkan fasilitas AL di Hawaii, dst. 

Kombinasi 2 kesalahan ini membuat Nagumo memutuskan untuk tidak membom fasilitas reparasi dan tangki minyak di Pearl Harbor. Mereka juga tidak mengaramkan satupun kapal induk Amerika, padahal waktu itu USS Enterprise dan USS Lexington berada tak jauh dari Pearl Harbor. Kawatir thd keselamatan kapal induknya sendiri, dan cukup puas dengan hancurnya armada kapal tempur Amerika di Pasifik, Nagumo mengundurkan diri.

KALAU saja Ozawa yg berada di posisi Nagumo, dia akan sadar betul, mengaramkan armada kapal tempur Amerika Serikat itu tidaklah penting. KALAU saja Yamamoto menginstruksikan Nagumo dengan lebih jelas, memprioritaskan misinya dengan benar, Nagumo bisa saja mengeraskan hatinya dan memutuskan untuk diam di area tsb sampai dia menghancurkan kapal induk dan fasilitas² reparasi di Pearl Harbor.


Kapal tempur Nagato
Ketiga, Yamamoto tidak mengirimkan armada kapal tempur/battleshipnya dan detasemen kecil untuk merebut kepulauan Hawaii. Alfred Thayer Mahan, pemikir besar AL yang merumuskan dasar strategi AL di awal abad 20 bilang: JANGAN PERNAH MEMBAGI ARMADAMU. Armada yang terbagi otomatis akan mengurangi kekuatan serangnya, akan lebih mudah dikalahkan. Memerintahkan armada amphibi untuk menyerang Asia tenggara saat armada tempur menyerang Pearl Harbor bisa dipertahankan, sebab armada amphibi tidak akan menambah kekuatan serangan armada kapal induk Jepang.

Di sisi lain, Oahu, pulau utama di kepulauan Hawaii, tempat Pearl Harbor berada, memang dipertahankan dengan sangat kuat oleh ribuan tentara dan artileri² pantai. Namun, pulau² lain betul² kosong. Oahu juga tidak bisa memasok makanan untuk penghuninya. Yamamoto bisa mengisolasi Oahu, membuat Hawaii irelevan. Untuk merebut pulau² di sekitar Oahu, tidak diperlukan tentara besar, sehingga tidak akan mengganggu operasi merebut Asia Tenggara.

Bangun bandara² di pulau² sekitar Oahu, terutama di Kauai dan pulau besar Hawaii, tempatkan kapal² tempur Jepang yang lambat (Kelas Yamashiro, Ise, dan Nagato) di area ini. Ini akan membuat semua kapal perang Amerika yang mencoba keluar /masuk dari/ke Pearl Harbor menghadapi serangan udara dan meriam kapal² perang Jepang.

Jatuh/irelevannya Pearl Harbor akan membuat operasi di daerah Papua, pertempuran Midway, dan kampaye Guadalcanal tidak dibutuhkan. Armada Amerika Serikat tidak akan bisa menjangkau area tsb tanpa basis mereka di Hawaii. Tidak tertutup kemungkinan pihak Amerika akan meminta damai. Kalaupun mereka masih ngotot untuk berperang, pihak Jepang kini sudah berhasil memfortifikasi area pendudukan mereka, memungkinkan mereka membangun armada untuk menghadapi Amerika dalam babak selanjutnya.

Pertempuran Laut Karang
Mari kita lanjutkan. Setelah blunder Yamamoto di Hawaii, dia masih melakukan blunder lain: mengirim laksamana Takagi dengan 2 kapal induk mereka ke laut Karang untuk merebut Port Moresby (Ibukota Papua Nugini.)

Pihak Amerika Serikat yang mengetahui rencana ini setelah berhasil menerjemahkan kode AL Jepang langsung mengirimkan semua kapal induk mereka yang tersedia saat itu, USS Yorktown dan USS Lexington. Pertempuran Laut Karang masih dimenangkan Jepang secara taktis, tapi dampak strategisnya jauh lebih besar. Bukan cuma Port Moresby gagal direbut, 2 kapal induk Jepang yang mengalami kerusakan dan kekurangan pilot (karena ditembak jatuh di atas Laut Karang) tak bisa berpartisipasi dalam pertempuran Midway.

Ingat kata² Mahan: JANGAN PERNAH MEMBAGI ARMADAMU!! Seandainya Yamamoto mengirim SEMUA kapal induknya ke Laut Karang, dia akan dg mudah merebut Port Moresby, dan bila armada Amerika memutuskan untuk mencoba menghalanginya, 2 kapal induk Amerika Serikat akan dengan mudah dikaramkan oleh 6 kapal induk Jepang.

Penutup
Penulis merasa, pertempuran Laut Karang adalah peluang terakhir armada Jepang untuk menghajar armada Amerika dan mendapatkan waktu untuk memanfaatkan daerah taklukannya untuk membangun armada yang bisa menandingi armada Amerika Serikat. Setelah pertempuran Laut Karang, pertempuran Midway terjadi, dan kesempatan mereka boleh dibilang menguap. Pabrik² kapal di Amerika Serikat membangun kapal² induk, kapal² tempur, dan kapal² terbang baru, mengubur Jepang dengan jumlah mereka. 



Berikutnya: Kontroversi bom atom Hiroshima-Nagasaki

Bacaan:
John A. Adams, If Mahan Ran The Great Pacific War (Indiana University Press 2008)
Samuel Eliot Morison, The Two Ocean War (Naval Institute Press 1963)
Peter G Tsouras, editor, Rising Sun Victorious (Presidio Press 2007)

Skema kapal tempur "Nagato" diambil dari: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9c/Nagato1944.png
Peta Pasifik diambil dari: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pacific_Area_-_The_Imperial_Powers_1939_-_Map.svg


2 comments: